Laporan Wartawan Tribun jogja,Hendra Krisdianto
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Mendekati Hari Raya Idul Fitri, banyak umat muslim Indonesia menjalankan tradisi mudik.
Mudik menjadi momen untuk bersilahturahmi dengan sanak saudara yang sudah lama tidak berkumpul bersama. Mudik seringkali dipersamakan dengan hijrah.
Salman Al-Jugjawy mengatakan hijrah seperti disebutkan oleh banyak ulama dimaknai sebagai proses meninggalkan segala perkara yang Allah tidak sukai menuju perkara yang Allah cintai.
Maka, hijrah tidak lagi sekedar soal berpindah tempat. Lebih dari itu, merupakan proses perubahan cara hidup untuk mencapai tujuan yang kekal.
Sebaiknya, lanjutnya, manusia diajarkan untuk mengamalkan atau melaksanakan tiga hijrah yang disebutkan oleh berbagai ulama.
Yang pertama adalah hijrah dari keyakinan kepada dunia yang sifatnya sementara menuju kampung akhirat yang sifatnya kekal.
Dicontohkan, akhirat merupakan kaca depan mobil sedang dunia adalah kaca spion. Manusia jangan sampai salah fokus dalam menentukan jalan hidupnya.
"Jangan fokus dunia saja, jangan lupa akhirat karena itu yang kekal selamanya. Semoga kita semua diberi taufik untuk berhijrah dari kampung dunia menuju kampung akhirat," ujar Salman.
Lalu, apa dua hijrah lain yang disarankan oleh para ulama dan bagaimana umat muslim menjalankannya?
Ngaji On Facebook bersama Salman Al-Jugjawy inipun akan tayang setiap harinya selama Bulan Ramadan di jam yang sama.(*)