News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cerita Pilu Pemuda yang Diteriaki Maling

Penulis: Wakos Reza Gautama
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Wartawan Tribun Lampung Wakos Gautama

TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Pemuda itu duduk di kursi roda. Tempurung kepalanya tak lagi sempurna akibat bekas pukulan benda tumpul.

Itulah yang membuat kerja otaknya tak berfungsi dengan baik. Ia mengalami kelumpuhan. Bahkan bicara pun sudah tidak bisa. 

Nama pemuda itu adalah Muhammad Shendy Septian. Usianya 18 tahun. Ia adalah korban pengeroyokan warga karena ada orang yang meneriakinya maling. Padahal, ia tak melakukan perbuatan tersebut.

Didampingi ibu dan kerabatnya, ia datang ke Pengadilan Negeri Tanjung Karang untuk menghadiri sidang terkait kasus yang melibatkannya itu, Senin (1/8/2016) siang.

Saat menunggu sidang, ia sempat tertawa melihat juru warta yang mengabadikannya dengan kamera.

Namun, sidang kemudian ditunda karena mobil yang membawa delapan terdakwa pengeroyokan Shendy ke pengadilan, mengalami kerusakan.

“Kami berharap pelaku pengeroyokan dihukum seberat-beratnya,” ujar Fadilah, bibi Shendy.

Fadilah bercerita tentang peristiwa naas yang dialami Shendy. Ada orang menuduh keponakannya mencuri di rumah warga bernama Aliyah di Kecamatan Telukbetung Utara.

Versi warga, Shendy masuk ke rumah Aliyah ingin mencuri. Warga lantas menghajar Shendy sampai kritis.

Versi itu dibantah oleh Fadilah. Fadilah mengatakan, Shendy tidak ingin mencuri.

Peristiwa tragis itu terjadi pada 9 Desember 2013 silam. Ketika itu Shendy masih duduk di bangku SMK.

Fadilah mengatakan pada malam hari, Shendy disusul temannya bernama Garin. Garin mengajak Shendy ke tempat yang ada acara organ tunggal di Kecamatan Telukbetung Utara.

Di sana Shendy berkumpul bersama dengan teman-teman semasa SMP, yaitu Misri, Anjas dan Bagus.

Menurut Fadilah, Shendy ketika itu disuruh minum tuak. Namun, Shendy menolak. Ternyata itu membuat salah satu rekannya marah.

“Shendy disiram tuak karena tidak mau minum. Terjadilah keributan antara Shendy dengan teman-temannya itu,” terang Fadilah.

Kalah jumlah, Shendy melarikan diri. Teman-temannya Shendy yang terlibat perkelahian itu meneriaki Shendy dengan menyebutnya maling.

Fadilah mengatakan, keponakannya itu bersembunyi di depan rumah Rofi, suami Aliyah.

Warga yang mendengar teriakan maling melihat Shendy, yang notabene bukan warga sekitar. Warga pun menghakimi Shendy sampai babak belur.

“Kami pihak keluarga baru tahu Shendy masuk rumah sakit pagi hari ditelepon pak polisi,” ujar Fadilah.

Fadilah bersama keluarga melihat Shendy di rumah sakit. Kondisinyamengenaskan. "Sudah tidak berbentuk lagi tubuh keponakan saya,” ucapnya.

Shendy sempat mengalami koma selama beberapa hari. Beruntung nyawa Shendy masih selamat.

Tapi, kondisinya kini sangat memprihatinkan. Shendy tidak lagi bisa bicara. Sebagian tempurung kepalanya hilang karena operasi.

Shendy lumpuh sehingga harus menggunakan kursi roda. Berasal dari keluarga tak mampu, orangtua membiayai pengobatan Shendy sampai menguras harta.

Ayahanda Shendy bernama Sulaiman bekerja sebagai buruh lepas. Ibunya Zuraida, hanya ibu rumah tangga.

“Harta kami habis. Kami menjual rumah dan semua perabotannya untuk kesembuhan Shendy,” ujar Zuraida.

Zuraida mengatakan, suaminya sampai meninggal dunia setahun lalu karena memikirkan nasib Shendy.

Shendy bersama Zuraida sekarang menetap di rumah nenek Shendy. Shendy tidak mungkin untuk kembali normal. Harapan keluarga hanya pada proses hukum yang kini sedang berjalan.

“Kami berharap pelakunya dihukum seberat-beratnya,” tutur Zuraida.(*)  

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini