Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUNNEWS.COM, NUSA DUA - Pertemuan International Meeting on Counter Terrorism (IMCT) yang membahas kerjasama antar Negara dalam mengatasi terorisme, secara resmi di buka Menkopolhukam Wiranto, Selasa (10/8/2016), di Ruang Gamelan Hotel Sofitel Nusa Dua Bali.
Pertemuan IMCT diselenggarakan secara bersamaan dengan 2nd Counter-Terrorism Financing Summit oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) RI dan Australian Transaction Report and Analysis Centre (AUSTRAC).
Wiranto dalam sambutannya siang tadi mengatakan bahaya terorisme sudah sangat luas jaringannya, serta melibatkan media sosial (cyber) dalam penyebarannya.
Acara yang diadakan satu hari ini diakhiri dengan hadirnya Wakil Presiden M. Jusuf Kalla di mana beliau menjadi keynote speaker pada acara yang diikuti oleh 20 negara dan 3 organisasi dunia.
Wapres Jusuf Kalla datang sekira pukul 15.00 Wita didampingi Gubernur Bali Mangku Pastika.
Mengenakan kemeja batik berwarna coklat, Wapres mengatakan bukan hanya ingin mengetahui apa yang terjadi, di mana terjadi, tapi kenapa itu terjadi. Ini yang harus dibicarakan mengenai terorisme.
“Kenapa mengakibatkan korban yang banyak tetapi modal mereka sedikit. Siapa yang menduga dengan hanya menyewa truk dapat menewaskan 80 orang,” tuturnya kepada para delegasi IMCT.
Jusuf Kalla menambahkan terorisme dengan bunuh diri sebelumnya tidak pernah terjadi. Dan permasalahannya kenapa mereka melakukan itu?
Makin banyak polisi yang menjaga airport dan tempat lain. Semakin membuat mereka senang karena banyak tentara yang bisa tewas saat mereka melakukan terror di tempat tersebut.
Di mana akar permasalahan terorisme di tiap Negara berbeda tidak bisa seragam.
Oleh karena itu, kata dia, harus membangun kebersamaan dalam melawan terorisme. Baik aksinya maupun pendanaannya.
Sehingga perlu mencari akar masalahnya, menyelesaikan masalah terorisme dari hilir bukan dari hulu.
Pertemuan IMCT terdiri dari Ministerial Session yang akan mengambil tema "Countering Cross-Border Terrorism dan Panel Discussion membahas mengenai isu deradikalisasi dan Foreign Terrorist Fighters."
Pertemuan ini akan menghasilkan Chair’s Statement sebagai outcome penguatan kerja sama internasional terkait penanggulangan terorisme. (*)