Laporan Wartawan Surya, Neneng Uswatun Hasanah dan Monica Felicitas
TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO - Gerimis dan kabut tebal sempat menghiasi pagelaran Jazz Gunung 2016.
Meski begitu, situasi tersebut tidak menghalangi antusiasme para pengunjung yang memadati venue acara di Jiwa Jawa Resort Bromo, Probolinggo, Jumat (19/8/2016).
Kabut sempat semakin menebal ketika pertengahan penampilan Samba Sunda sekitar pukul 15.30-16.00 WIB.
Sekali lagi, kabut yang memburamkan pandangan itu tidak menyurutkan semangat para pengunjung untuk menikmati Jazz Gunung 2016.
Salah satunya adalah Basa, pengunjung dari Bogor yang tetap menikmati dendangan lagu khas Sunda dengan antusias.
Kabut yang hadir malah membuat suasana semakin unik dan semakin bisa menyatu dengan alam.
"Ini baru kali pertama dan saya sangat antusias meski kabut dan sempat gerimis," kata mahasiswi Kehutanan IPB itu.
Menurut Media Relation Jazz Gunung, Muhammad Asranur, setiap tahun kabut selalu menghiasi pagelaran Jazz Gunung selama 8 tahun hingga tahun ini.
Kabut biasanya memang muncul sekitar pukul 15.00-17.00 WIB.
"Kabut menjadi keindahan dan fenomena alam yang jadi salah satu keunikan Jazz Gunung," ujarnya.
Nuansa alami dengan kabut justru yang susah didapatkan di festival musik lain.
Kabut, imbuh Asra, akan turun tak lama setelah muncul dan menebal, kemudian menyisakan udara dingin yang semakin mengentalkan suasana gunung. (*)