Laporan wartawan Tribun Kaltim, Muhammad Arfan
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR - Siapa bilang Kabupaten Bulungan minim tempat indah? Justru di kabupaten tertua di Kalimantan Utara inilah eksotisme panorama alam tropis tersaji menawan.
Daerah di jazirah utara Kalimantan ini bak surga kecil. Wilayahnya yang mayoritas masih hijau tersebar di sepuluh kecamatan.
Hutan tropis yang asri menjadi perisai segala ekosistem. Flora dan fauna di dalamnya sangatlah kaya.
Begitu juga keberadaan tempat-tempat yang bisa memanjakan mata hingga memberi spirit baru sampai membuat tenang suasana hati dan pikiran.
Pimping salah satu dari banyak desa eksotis di Bulungan. Desa ini masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Tanjung Palas Utara.
Sebagai desa adat yang mayoritas berpenduduk suku Dayak, di Pimping juga tersimpan air terjun yang menawan.
Eksotisme budaya dan alam berpadu padan di desa ini.
Air terjun yang dikunjungi Tribun Kaltim di Desa Pimping, oleh masyarakat setempat disebut air terjun La'as.
Sebetulnya nama air terjun ini mengikuti nama sungai yang mengalirinya yaitu Sungai La'as.
"Kami biasa namakan air terjun La'as," kata Alan Bilung Kepala Desa Pimping yang saat itu bersama awak Tribun Kaltim dan beberapa warga lain yamg ikut dengannya.
Air terjun ini sudah diketahui warga Pimping sejak tahun 80an silam. Sekelompok warga di masa itu secara tak sengaja menemukannya.
"Warga kalau masuk ke hutan untuk berburu atau berladang selalu mengikuti arah aliran sungai. Maka ditemukanlah air terjun ini," cerita Kades, Alan.
Di kalangan masyarakat Bulungan sendiri belum banyak yang mengetahuinya. Hanya penduduk Desa Pimping yang rutin mengunjungi setiap akhir pekan.
Siklus Alami Yang Membentuknya
Sungai La'as dangkal nan bersih alami. Airnya bening, sejuk. Dahaga serasa hilang seketika.
Apalagi dengan melihat air terjun La'as yang menjadi rangkaian aliran sungai ini. Siapa yang tak ingin berlama-lama dalam kesejukannya?
Air terjun ini kurang lebih setinggi 3,5 meter, lebarnya hampir kurang lebih 50 meter.
Siklus alami membentuknya. Hal itu terlihat dari beberapa patahan lempengan batu hingga membentuk beberapa tingkatan air terjun.
Batu kokoh berwarna coklat pekat tidak semuanya dilalui terjunan air.
Hanya ada dua bagian dan tingkatan yang menimbulkan terjunan air dalam jumlah besar. Pelengkapnya, terjunan air yang kecil-kecil.
Terpaan tumpahan air dari bibir batuan di tingkatan atas sangalah kuat.
Siapapun yang mencobanya harus memakai posisi pas. Tak kuat bisa celaka. Anak-anak harus dalam pengawasan orangtua.
Dikelilingi Hutan Hujan Tropis
Sepanjang aliran sungai La'as dihiasi pepohonan yang rimbun. Aneka ragam kicauan burung-burung memberi warna tersendiri dalam perjalanan menuju lokasi.
Di sekitar air terjun, pemandangan hijau masih tersaji. Hanya, gemuruh suara terjunan air sedikit menyamarkan kicauan burung di angkasa. Namun jangan ragu. Nuansa alaminya masih kental terasa kok.
Beberapa pohon yang rindang bisa anda jadikan tempat berteduh sekaligus beristirahat dari selama perjalanan menuju lokasi.
Beberapa pohon kayu tua juga pun bisa menjadi alternatif tempat duduk ataupun sekadar media menyandarkan tubuh. (Wil)
Medan Menantang
Dari Tanjung Selor, ibukota Provinsi Kalimantan Utara hingga tiba di lokasi kurang lebih ditempuh selama 80 menit.
Sekitar 50 menit dihabiskan dalam perjalanan dari Tanjung Selor menuju gapura desa Pimping yang letaknya berada di jalan nasional trans Kaltara yang menghubungkan empat kabupaten.
Tak jauh dari gapura penanda desa Pimping, terdapat pertigaan. Ke arah kiri, berarti anda sudah tengah perjalanan ke objek wisata air terjun La'as.
Sedang jika lurus, tak lama lagi anda akan mendapati kawasan padat penduduk yang merupakan pusat aktivitas sosial dan ekonomi warga desa Pimping. Seterusnya, adalah rute menuju Kabupaten Tana Tidung, Malinau, dan Nunukan.
Perjalanan dari pertigaan jalan raya ke lokasi air terjun masih bisa menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat.
Kondisi jalannya ageregat. Semakin ke dalam, badan jalan menyempit. Kurang lebih 5 kubangan lumpur di tengahnya siap mengadang. Hanya saja tidaklah sulit ditaklukkan. Perjalanan itu membutuhkan waktu 15 menit.
Kali ini perjalanan dengan bantuan kendaraan harus disetop total. Pasalnya, medan telah memasuki jalan setapak menuju ke dalam hutan yang tak memungkinkan dilewati kendaraan. Perjalanan ini melewati pohon-pohon dan belukar.
Selain itu alur sungai ikut disusuri.
Sedikitnya ada satu titik aliran sungai yang mesti diseberangi agar sampai ke air terjun. Derasnya arus sungai kecil ini juga cukup lumayan. Perlu hati-hati.
Sekitar 15 menit berjalan kaki berarti anda sudah menyisakan jarak beberapa puluh meter lagi ke titik air terjun. Suara gemuruh mulai terdengar. Semakin melangkah, semakin bergemuruh. Dan, selamat menikmati panorama indah ciptaan Tuhan yang Maha Agung.
Sajian Bukit Karst
Sebelum tiba di lokasi air terjun, anda sudah akan disuguhkan pemandangan indah.
Perbukitan karst khas Kalimantan akan menyapa anda. Batuan yang berwarna putih tulang sangat jelas terlihat di dinding-dinding tebing yang menjulang.
Beragam spesies flora dan fauna berlindung di kawasan lembah perbukitan itu.
Agar tetap lestari, pemerintah daerah telah menetapkan kawasan itu sebagai kawasan tanpa perburuan. Pengamatan Tribun Kaltim, tepat di tepi jalan terpampang tulisan “Dilarang Berburu di Area Ini”. (*)