Dari isu yang beredar, banyak pegawai Balai Yasa yang enggan mendekatinya karena menyimpan aura mistis. Purwanto pun tak menampik soal adanya cerita mistis yang beredar.
Namun, selama ia bertugas di sana, hal-hal mistis itu tak mengganggu kerjanya.
"BB304 nomor seri lupa. Cerita mistis ada, bahkan tidak cuma soal itu (lokomotif yang terlibat kecelakaan di Bintaro). Tapi enggak masalah, pekerjaan tetap lancar," tambahnya.
Terpisah, Eko Budianto, Manajer Humas PT KAI Daop VI menjelaskan, lokomotif yang sudah tak beroperasi sengaja disimpan di Balai Yasa, karena tempat di pusat gudang logistik KAI sudah tak mencukupi.
Bila dipaksakan ditempatkan di gudang logistik bersama sparepart dan gerbong, maka dikhawatirkan akan menjadi kumuh.
Pada tahun 1980-an sampai 1990-an tambah Eko, pernah ada pelelangan sejumlah lokomotif karena yang disimpan sudah terlalu banyak. Namun sejak saat itu, ia belum pernah mendengarnya lagi.
"Kalau tempat penyimpanan yang di stasiun Purwakarta kan KRL, commuter line. Kalau Balai Yasa lokomotif dari semua daerah di Jawa," ungkap Eko.(*)