Laporan Wartawan Surya, Ahmad Zaimul Haq
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Terlahir tidak memiliki tangan, rupanya tak membuat Sadikin Pard berkecil hati.
Pantang baginya menyerah pada keterbatasan. Ia lantas memaksimalkan bakatnya melukis dengan kaki dan mulutnya.
Hasil lukisannya bahkan bisa disejajarkan dengan seniman-seniman lukis handal lainnya.
Sadikin, sapaan akrabnya, mulai mencintai seni lukis di usia empat tahun. Saat itu, ia duduk di Taman Kanak-kanak (TK). Ia senang menggambar bunga yang ada di rumah orangtuanya.
"Makanya, sampai sekarang saya masih suka melukis bunga dan pemandangan alam" terang pria asli Malang ini.
Tahun 1983 Sadikin ditawari bergabung dengan Assosiation of Mouth and Foot Painting Artist (AMFPA) Indonesia yang memiliki basis utama di Jenewa, Swiss.
AMFPA adalah komunitas yang mewadahi para pelukis yang bernasib sama dengan Sadikin. Para pelukis yang menggunakan kaki dan mulutnya untuk melukis.
Dari situlah pria berusia 50 tahun ini mulai menjadi pelukis profesional.
Sadikin mengaku jika dalam setahun ia bisa menghasilkan 15 karya seni lukis. Lukisannya pun beragam, mulai dari pemandangan alam seperti gunung dan lautan, lukisan hewan dan tentunya lukisan bunga favoritnya.
"Walaupun berbeda obyeknya, jenis lukisan saya tetap lukisan yang impresionisme," terangnya.
Hasil lukisannya pun sering dipamerkan di berbagai negara di antaranya Italia, Prancis, China bahkan sampai ke Amerika Serikat.(*)