TRIBUNNEWS.COM - Akhir pekan lalu, kisah pilu layangan putus hangat diperbincangkan masyarakat.
Bahkan hingga hari ini, Selasa (5/11/2019) pagi masih menjadi trending di Twitter Indonesia.
Layangan putus adalah kisah nyata dari Mommi ASF yang meninggalkan suaminya karena ada sosok istri baru.
Digambarkan oleh Mommi ASF, layangan putus menjadi analoginya untuk tidak bersikap seperti layangan putus yang kehilangan arah.
Meski unggahan layangan putus sudah dihapus, namun warganet di lini masa media sosial masih penasaran untuk mengetahui kebenarannya.
Hujatan terus dilontarkan kepada istri baru sang mantan suami dari Mommi ASF.
Baca juga: Kata Psikolog Keluarga soal Kisah 'Layangan Putus', Kisah Sedih Ibu 5 Anak Suami Kepincut Pelakor
Baca juga: Kasus Kecelakaan Jungkook BTS Diklarifikasi Polisi, Netizen Korea Turut Memberikan Reaksi
Istri baru dari mantan suami Mommi ASF dianggap menjadi pelakor (perebut lelaki orang) dan dihujat oleh banyak warganet di sosial medianya.
Kata Psikolog
Sebenarnya apa motivasi seseorang menjadi pelakor?
Tribunnews.com menghubungi Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi, seorang Psikolog Keluarga untuk menanyakan mengapa seseorang mau menjadi pelakor.
Menurut Adib Setiawan, fenomena pelakor ini sebenarnya adalah fenomena yang secara umum manusia itu hakikatnya ingin mengejar kebahagiaan.
"Kadang kala kenapa seseorang tidak merasa bahagia karena seseorang merasa sendiri. Dalam hidup ini kan orang merasa sendiri, karena orang tuanya tidak memberikan kasih sayang yang cukup terhadap dia. Nah begitu ada laki-laki lain yang memperhatikan dia tentunya dia senang. Ditambah lagi keinginan dari laki-laki yang ingin mendekati dan memiliki dia," ujarnya pada Tribunnews.com Senin (4/11/2019).