TRIBUNNEWS.COM - Gaung Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba (KKPDT) 2016 semakin menyita seluruh petinggi negeri ini. Bukan hanya Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, puncak perayaan Dirgahayu Indonesia ke-71 itu dipastikan bakal dihadiri 9 Menteri dan 3 pimpinan lembang tinggi negara.
Acara konser sendiri digelar di Parapat, Kabupaten Simalungun 20 Agustus 2016. Sedangkan karnaval dilangsungkan di Balige, Kabupaten Tobasa, 21 Agustus 2016.
Asdep Pengembangan Segmen Pasar Personal Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, Raseno Arya, mengatakan, ke-sembilan menteri yang sudah mengkonfirmasi dan memastikan hadir adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Menteri Sekretaris Negara, Sekretaris Kabinet, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Menteri Perhubungan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Pariwisata, Kepala Staf Kepresidenan, Wakil Sekretaris Kabinet, Deputi Bidang Kemaritiman Sekretaris Kabinet, Deputi Bidang Dukungan Kerja Kabinet Sekretaris Kabinet dan Staf Khusus Presiden.
”Semua rombongan akan hadir dan mendarat di Bandara Silangit, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Rencananya para Menteri juga akan hadir pada Rapat Terbatas Poros Maritim yang diadakan di Hotel Inna Parapat, Danau Toba, Kab. Simalungun, Sabtu 20 Agustus 2016. Dipimpin langsung bapak Presiden. Sedangkan malam harinya pukul 19.30 Presiden dan Para Menteri langsung membuka KKPDT 2016 dan Festival Panggung Terapung di Pantai Bebas, Danau Toba,” beber Raseno.
Tentu, karnaval dan konser serta pesta rakyat itu punya prestise tersendiri, berbobot dan penuh kejutan. Betapa tidak, Karnaval Kemerdekaan tahun lalu yang diadakan pemerintah di Pontianak para menteri yang hadir tidak sebanyak dengan KKPDT 2016.
Pada Karnaval 2015 di Pontianak hanya dihadiri oleh Menteri Pariwisata, Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Pendidikan Anies Baswedan dan Kepala Bappenas Sofyan Djalil dan Gubernur Kalimantan Barat Cornelis M.H.
Danau Toba atau biasa disebut Dato memang sedang euforia, setelah ditetapkan sebagai satu dari 10 top destinasi prioritas.
Pencanangan Danau Toba sebagai destinasi utama wisata di Indonesia memberikan berkah bagi PT Angkasa Pura II.
Untuk mengunjungi Danau Toba, wisatawan lebih memilih untuk terbang melalui Bandara Silangit yang terletak di Tapanuli Utara, yang cukup 1,5 jam menuju Parapat itu.
Direktur Pelayanan dan Fasilitas Bandar Udara PT Angkasa Pura II (Persero) Ituk Herarindri mengungkapkan, pada 2015 lalu, jumlah penumpang yang terbang melalui Bandara Silangit terhitung hanya sekitar 17 ribu penumpang.
Namun di 2016, dalam satu bulan terakhir, jumlah penumpang yang melalui bandara tersebut sudah mencapai 15 ribu penumpang.
"Jadi sampai akhir tahun pasti akan lebih dari kapasitas yang saat ini 35 ribu penumpang. Sekarang ada Sriwijaya Air, Garuda Indonesia, Wings Air dan Susi Air," kata Ituk yang menjelaskan kepada Menteri Pariwisata Arief Yahya di Silangit, Jumat 19 Agustus 2016.
Pengembangan Bandara Silangit sendiri merupakan hasil kerja sama dengan Kementerian Pariwisata. Dimana Kementerian Pariwisata mengembangkan destinasi wisata, sementara AP II mengembangkan bandara dan membantu konektifitas udara ke beberapa kota.
"Ini berkat Kemenpar yang sangat gencar menjadikan Danau Toba sebagai destinasi utama! Luar biasa, lebih dari 300 orang mendarat di Silangit rata-rata per hari, dan terus bertumbuh pesat," ungkap Ituk.
Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang yang terjadi, saat ini Angkasa Pura II tengah mengembangkan Bandara Silangit mulai dari perbaikan dan perpanjangan runway, serta pembangunan Terminal penumpang.
"Jadi nanti kapasitas penumpang akan menjadi 100 ribu per tahun. Kalau terminal sendiri kita targetkan akan selesai pada Desember 2016," tegas Ituk.
Sementara untuk pelapisan runway, Ituk menjelaskan akan selesai pada Maret 2017 sedangkan perpanjangan sendiri selesai pada Juli 2017.
Perpanjangan ini nanti dilakukan dari saat ini 2400 meter menjadi 2650 meter.
"Saat ini dengan kapasitas runway yang dimiliki di Silangit, pesawat paling besar yang bisa mendarat jenis 737-500. Kalau sudah 2650 meter nanti 737-900 bisa mendarat di sini," jelasnya.
Ituk juga menjelaskan kepada Menpar Arief Yahya, rencana pengembangan Bandara Silangit hingga Maret 2017.
Landasan pacu akan diperpanjang, hingga 2.650 meter. Saat ini masih 2.400 meter dan terpakai 2.250 meter.
"Lebarnya juga akan diperbesar hingga 45 meter, dari yang sekarang masih 30 meter lebarnya,"katanya.