TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kisah sukses, selalu ada tokoh di balik layar yang sangat kuat.
Kesuksesan Sanur Village Festival (SVF) 2016 yang dilangsungkan di Maisonettee Area Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali 24-28 Agustus 2016 itu juga ada arsiteknya.
Siapa lagi kalau bukan Ida Bagus Gede Sidharta Putra, Chairman of SVF 2016. Dia pula yang selama 11 tahun mengawal dan menjadi motor penggerak festival tersebut, sejak tragedi bom Bali 2005.
“Kami membuat festival ini untuk mengangkat kembali pariwisata Sanur, Bali dan Indonesia yang saat itu hancur oleh bom,” ungkap Ida Bagus Gede Sidharta Putra.
Kala itu semua indurtri “mati suri”. Tidak banyak wisman maupun wisnus yang berkunjung ke Bali. Dampak ledakan itu sangat besar, dan lama.
Iklim berbisnis di pariwisata ikut terkena getahnya, pendapatan masyarakat juga terus merosot. Semua pihak prihatin dan harus menerima nasib sial.
“Festival yang dilakukan dengan kebersamaan ini pelan-pelan bisa mengangkat kembali keberadaan kita,” kata dia yang juga pemilik Griya Santrian itu.
Dari waktu ke waktu, festival ini terus disempurnakan, menjadi lebih baik dan terus menuju kesempurnaan.
Dia berterima kasih kepada Walikota Denpasar kala itu, Puspayoga, yang saat ini menjadi Menteri Koperasi dan UKM RI.
Dia juga sangat terbantu, dua tahun berturut-turut dihadiri dan disupport oleh Kementerian Pariwisata.
“Pak Menpar Arief Yahya ini sangat peduli dengan Sanur Village Festival ini. Sudah dua tahun berturut-turut membuka festival ini. Luar biasa! Terima kasih,” jelas IB Gede Sidharta yang mengenakan baju adat Bali itu.
Kini, popularitas Sanur Village Festival 2016 semakin ngetop. Volume pesertanya juga semakin banyak dan variatif.
“Semakin besar, semakin banyak pengunjungnya. Sanur yang semula event lokal, sekarang sudah bisa mempromosikan Denpasar, dan Wonderful Indonesia. Tentu dengan digital media yang semakin borderless, tidak berbatas oleh waktu dan ruang lagi,” kata dia.
Tema Tat Twam Asi itu sendiri, kata dia, adalah buah pikirnya untuk memberi label festival tahun 2016 ini.
Setiap tahun temanya berubah dan terus disesuaikan dengan perkembangan aktual.
Kata-kata dari bahasa Sansekerta itu sendiri artinya: “Kamu adalah Aku, Aku adalah Kamu!”
Apa makna di balik kata-kata itu?
“Kami ingin saling menghormati, saling memiliki, saling menghargai, saling menjaga, agar Sanur tetap bersih, lestari, rukun, tenang dan nyaman. Kita memiliki Sanur, dan Sanur juga memiliki kita. Dalam suasana seperti itu, dari Sanur ini akan melahirkan kreativitas yang tiada henti,” jelas IB Gede Sidharta penuh semangat.
Tahun ini, menurut dia, lebih banyak mengagendakan kegiatan sport tourism di Sanur.
Ada sekitar 20 events selama festival yang sudah dimulai sejak 14 Agustus 2016. Sebagai tahun sport tourism, maka dia menggandeng perusahaan aplikasi dari Hongkong untuk mempromosikan I Discover, yang berisi tentang jalur sepeda, jalur jalan kaki atau jalur trekking di kawasan Sanur.
Mereka tidak sekedar berolahraga sepeda, tetapi ada kunjugan ke beberapa heritage site yang ada di sana.
Kegiatan yang sudah dirancang dan dipublikasikan antara lain, Sanur Golf Tournament, Environmental Care, Under water Festival, Fishing Contest, Sanur Kite Festival, Sport Competition, Bali International Triathlon, Phono Competition, Fun Beach Games, Sanur Creative Expo, Food Festival, Jazz Festival dan Yoga.
“Triathlon yang sudah kami buat, ada 1.800 an peserta. Lalu belum lama juga ada Inter Hash dengan 6.000 peserta. Bukan hanya Sanur yang hidup, tetapi Bali juga semakin hidup,” ungkapnya.
Sementara itu, Rainier H Dauly, pebisnis yang bergerak di hospitality, entertainment, dan investment Rhadana, juga menyambut gembira akan Sanur Village Festival 2016 ini.
Rainer yang juga pemilik The Oasis Lagoon di Sanur, Bali itu optimis perkembangan Pariwisata Indonesia akan terus maju dan berkembang.
“Saya melihat dan merasakan, Festival ini semakin memperkuat Sanur sebagai community based tourism,” kata Rainier yang lulusan UI Jakarta itu.
Walikota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra juga mensupport kegiatan ini sejak 11 tahun lalu, untuk mendorong iklim pariwisata yang menjadi kekuatan Bali. Dia mengapresiasi Yayasan Pembangunan Sanur yang dipimpin oleh IB Gede Sidharta Putra juga, karena telah membuat festival ini semakin dikenal di seluruh dunia.
“IB Gede Sidharta itu orangnya kecil, tapi ide-idenya besar!” kata Walikota Rai Mantra yang disambut tepuk tangan.
Banyak tokoh yang juga hadir dalam momentum pembukaan festival itu. Termasuk Ida Bagus Putu Sukarta, Anggota DPR RI.
Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM, Hermawan Kertajaya, Ibu Bintang Puspayoga, Walikota Denpasar, Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, beberapa Bupati di Bali, Konsul dan Kondulat Jenderal, Bali Tourism Board, Ketua PHRI, dan para pelaku bisnis pariwisata di sana. Suasananya sangat kompak, kekeluargaan, nyaman, dan damai.
Menteri Pariwisata Arief Yahya memuji konsistensi pelaksanaan festival dengan 20 mata acara yang sudah diawali sejak 15 Agustus 2016 ini.
Sebuah rangkaian events yang semuanya tergarap dengan professional dan tingkat hospitality yang sangat detail dan berselera.
“Inilah yang harus ditularkan ke banyak destinasi baru di tanah air. Saya sering menyampaikan ke banyak daerah, contohlah Sanur yang sukses menggarap community based dan bergerak cepat dengan digital," ujar Arief Yahya.