TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Indonesia Incorporated yang menjadi “tema sentral” Rakornas IV Kepariwisataan yang digelar Kemenpar di Hotel Sultan, 6-7 Desember 2016 itu langsung direspons positif.
Setidaknya oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro.
Mentan Menkeu RI ini mendukung spirit itu dengan membangun desain perencanaan yang terintegrasi di semua sector, dari pusat dan daerah.
”Kami telah mempersiapkan pembangunan pariwisata yang terintegrasi. Mumpung di sini juga ada Bupati, Walikota, Gubernur, membangun Pariwisata Indonesia harus bersama-sama. Kemenpar sendirian juga tidak bisa, harus kompak. Kami optimis target akan tercapai karena melihat perkembangan pariwisata saat ini,” ujar Bambang dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Pariwisata itu.
Rakornas ini akan membahas target dan strategi Kemenpar dalam menghadapi target 15 Juta wisman di tahun 2017. Target itu sebenarnya fantastis, karena dari 2016 yang hanya 12 juta, langsung lompat 25% menjadi 15 juta di 2017. Dan Presiden Joko Widodo berkali-kali menyebut target tahun 2019 sebanyak 20 juta Wisman.
“Di tengah suasana perekonomian dunia yang lesu, Pariwisata tetap naik di seluruh dunia,” kata dia.
Dengan tema 'Indonesia Incorporated, Harmony and Sinergy, Rakornas ini dihadiri oleh stakeholder pariwisata terkait dari seluruh Indonesia.
Di acara ini, juga dilakukan penandatanganan MoU antara Kemenpar dengan Kementerian terkait, seperti dengan Kemenpora, Kementerian Desa dan PDT, serta berbagai stakeholder pariwisata lainnya.
Bambang menambahkan, tolak ukurnya adalah dinamika pariwisata dunia dalam tiga tahun terakhir dipengaruhi oleh peningkatan jumlah perjalanan antar negara dan pertumbuhan perekonomian terutama di kawasan Asia Pasifik.
Kata Bambang, total wisatawan dunia pada tahun 2014 mencapai 1.110 juta perjalanan LN atau tumbuh 5% dibandingkan tahun sebelumnya.
”Jadi pada tahun 2014 saja lebih dari 300 juta (27,1% dari total wisatawan dunia) masuk ke Asia dan 96,7 juta di antaranya masuk ke Asia Tenggara. Sementara pada tahun 2015 ditengah situasi global yang tidak kondusif, perjalanan wisatawan dunia masih tumbuh 4,5%. Jadi Pariwisata malah terus melonjak,” kata Bambang.
Ekonomi global yang meningkat kembali pada 2016, menjadi pendorong sektor pariwisata dari sisi permintaan.
”Dan Indonesia terus juga mengalami peningkatan di dunia Pariwisata,” katanya. Ucapan Bambang memang sudah terbukti saat Kemenpar terus berjuang di bawah komando Arief Yahya, dari 9,3 juta 2014, naik 10,4 juta 2015 dan tahun 2016 ini harus tembus 12 juta.
Kata Bambang, tahun 2015, total kunjungan wisman ke Indonesia naik 2,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Total wisman mencapai 10,4 juta jiwa. Dibandingkan dengan negara lain di ASEAN, Indonesia berada di peringkat keempat, di bawah Thailand, Malaysia, Singapura. Berdasarkan kewarganegaraan, Singapura, Malaysia dan Tiongkok adalah 3 kontributor wisman terbesar. Sedangkan dari luar Asia terdapat, Australia (urutan ke-4), Inggris (#8), dan Amerika Serikat (#9).
”Jadi peningkatan Pariwisata sangat signifikan,” ujarnya.
Bambang memaparkan, menurut data Bappenas dari berbagai sumber terdapat pertumbuhan jumlah wisman sebesar 21,2 persen dalam periode TW III 2015 – TW III 2016. Rata-rata kunjungan wisman triwulan III tahun 2016 berjumlah 1.023.793 kunjungan, dan merupakan yang tertinggi berdasarkan catatan statistik kedatangan wisman bulanan.
”Dampaknya adalah sektor pariwisata secara konsisten menjadi penyumbang devisa terbesar di tanah air,” katanya.
Mantan Menteri Keuangan RI itu menambahkan, pariwisata di tahun 2013 angkanya 10.0541 Juta US Dollar sedangkan pada tahun 2016 melonjak 11.761,7 Juta Us Dollar.
”Dan yang menarik lagi adalah pendapatan sektor pariwisata juga bertumpu pada perjalanan Wisnus yang besar dan semakin meningkat. Oleh karena itu, optimisme kami di Pariwisata,” ujarnya.
Oleh karena itu, kedepannya Bappenas mengedepankan rencana pembangunan sektor pariwisata yakni dengan konsisten di arah pembangunan hingga tahun 2025, yakni kepariwisataan dikembangkan agar mampu mendorong kegiatan ekonomi dan meningkatkan citra Indonesia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, serta memberikan perluasan kesempatan kerja.
”Poinnya adalah pengembangan kepariwisataan dengan memanfaatkan keragaman pesona keindahan alam dan potensi nasional sebagai wilayah wisata bahari terluas di dunia. Selain itu mendorong kegiatan ekonomi yang terkait dengan pengembangan budaya bangsa,” ujar Bambang.
Selain itu, Bappenas juga terus ikut menggenjot dengan mengkoordinasikan perencanaan nasional di bidang Pariwisata hingga tahun 2019. Termasuk dengan pengembangan destinasi prioritas,” bebernya.
Nah, sedangkan untuk tahun 2017, masih kata Bambang, pihaknya juga akan menggenjot pembangunan pariwisata yang terintegrasi yakni mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan pariwisata.
”Secara intens kita akan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait,” kata Bambang.
Diantaranya adalah untuk urusan jaminan lokasi destinasi wisata, penciptaan ekonomi lokal dan sikap masyarakat, layanan kemudahan Wisman masuk, SDM dan kelembagaan pariwisata, pengembangan 10 destinasi prioritas dan promosi wisata Indonesia.
”Kita akan fokus pelibatan, dengan koordinasi perencanaan, karena ini sesuai dengan semangat Rakornas ini yakni Indonesia Incoporated,” tandasnya.