TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wonderful Indonesia belum habis menorehkan prestasi mentereng di kancah internasional. Setelah menyapu bersih 12 gelar juara dunia World Halal Tourism Halal Award 2016 di Abu Dhabi, Indonesia kembali dinobatkan menjadi The Outstanding Liveabroad Diving Destination 2016.
Award itu direbut Indonesia dalam event Diving and Resort Travel Expo yang digelar di Hong Kong, 9-11 Desember 2016.
“Potensi wisata bahari kita memang world class semua. Pemberian Award itu semakin menunjukkan bahwa Indonesia memang surga bagi para yachter serta penikmat wisata selam,” kata Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kementerian Pariwisata Vinsensius Jemadu, Senin, 12 Desember 2016.
VJ – sapaan akrab Vinsensius Jemadu memang pantas bangga. Maklum, di kesempatan ini, Indonesia sukses mematahkan destinasi lain yang tak kalah mumpuninya. Ada Seychelles, Malaysia, Jepang, Filipina dan Chistmas Island yang dianggap sangat sulit dikalahkan di kategori bidang wisata liveaboard.
Ternyata, hadangan sejumlah destinasi kelas dunia tadi tak mampu mematahkan kepak sayap Wonderful Indonesia.
Hasilnya justru memenangkan Indonesia. Pesona Seychelles, Malaysia, Jepang, Filipina dan Christmas Island,dianggap masih berada di bawah Indonesia. “Award ini tidak sembarangan. Itu mempertaruhkan reputasi mereka jika tidak kredibel. Dan hal ini sekaligus menaikkan kredibilitas wisata yacht dan penikmat wisata selam dunia,” kata VJ.
Untuk urusan wisata bahari, nama Indonesia memang sulit dikalahkan destinasi lainnya. Raja Ampat (Papua), Alor dan Pulau Komodo (NTT), Lembongan (Bali), dan Lembeh (Sulawesi Utara) merupakan spot yang memang sudah menjadi langganan tampil di top 5 destinasi selam terbaik di Asia Pasifik dan dunia.
Menpar Arief Yahya selalu menekankan bahwa Wonderful Indonesia harus menyapu bersih semua kompetisi di level dunia. Tujuannya, untuk 3C, yakni calibration, confidence dan credibility.
Calibration itu menyamakan dengan ukuran dan standar dunia. Confidence itu untuk menaikkan level kepercayaan diri, secara internal. Credibility, mendongkrak kepercayaan di mata dunia. “Jadi, tidak ada pilihan lain, kecuali sukses dan sukses sekali,” kata Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI.
Best Marine Park dunia? Juga ada di Indonesia. Kalau tak percaya, tengok saja Bunaken National Marine Park, di Sulawesi Utara. Ulasan soal kedahsyatan Bunaken National Park sudah kerap ditayangkan majalah Scuba Diving – salah satu panduan traveller dunia untuk berwisata.
The Best Shore Dive dunia, Best Live-Aboard serta Best Night Dive-nya juga ada di Indonesia. Semua pengakuan tadi sudah sukses disambar Wakatobi House Reef, Liberty Bali, Derawan, Togean, dan Nudi Falls, Selat Lembeh.
Impactnya? Bisnis liveaboard bagi wisatawan dengan menggunakan yacht jadi meningkat pesat dalam dua tahun terakhir.
Berdasarkan data wisata bahari Indonesia yang dilansir Kementerian Pariwisata, jumlah yacht yang masuk ke Indonesia pada 2014 sebanyak 750 yacht. Jumlahnya meningkat menjadi 1.200 yacht pada 2015 dan ditargetkan menjadi 1.500 yacht pada tahun ini.
“Apalagi setelah izin masuk yacht ke Indonesia semakin dipermudah. Selama dua tahun terakhir peningkatannya sekitar 15,7%,” ujar pria asal Ruteng itu.
Saat ini, pemerintah memang sudah menyederhanakan perizinan masuknya yacht ke perairan Indonesia lewat deregulasi CAIT. Izin masuk yacht yang sebelumnya 3 minggu, dipangkas menjadi 3 jam. Ke depannya, perizinan bahkan bisa diurus dalam waktu 1 jam.
Dan untuk urusan potensi, wisata bahari dengan perahu yacht dianggap sebagai pasar yang sangat seksi. Potensi pemasukan devisanya sangat besar dan menantang. Dari data Kemenpar, cost belanja wisatawan yacht per hari rata-rata US$500-US$ 1.000. Dan lama singgahnya, bisan mencapai satu bulan.