TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ASITA (Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies) juga gegap gempita menyambut tahun 2017 dengan semangat berlipat.
Ketua ASITA Asnawi Bahar mengatakan, salah satu pekerjaan utamanya tahun 2017 adalah menyambut kemenangan World Halal Tourism Award (WHTA) 2016 yang sudah diraih Kemenpar dan 12 Pemenang dari Indonesia.
”Kita fokusnya menyikapi kemenangan wisata halal. Ingat loh, ini bukan hanya sebuah penghargaan, tapi sebuah tanggung jawab yang berat dan besar bagi organisasi kami,” ujar Asnawi saat menghadiri acara Jumpa Pers Akhir Tahun (JPAT) 2016 di Gedung Sapta Pesona Kemenpar, Rabu (21/12/2016).
Seperti diketahui, potret sebagai bangsa pemenang ikut ditampilkan saat JPAT 2016 Wisata Halal Indonesia yang sukses menyapu bersih 12 kategori dari 16 item yang dilombakan dalam World Halal Tourism Award 2016 di Abu Dhabi, UEA, 24 Oktober-25 November 2016 ikut dipertontonkan di Balairung Soesilo Soedarman. Indonesia sudah sukses mendobrak pintu “Halal Tourism” ke pentas dunia.
Pekerjaan pelaku bisnis Pariwisata yang ada di bawah ASITA adalah menindaklanjuti dengan berbagai pekat menarik.
Menpar Arief Yahya bersama CEO Internasional Travel Week Abudabi Andy Bunchannan pada kesempatan itu langsung menyerahkan piagam penghargaan World Halal Tourism Awards (WHTA) 2016 kepada Gubernur dan perwakilan 12 pemenang WHTA 2016 dari Indonesia.
Rona kebanggaan jelas terpancar dari wajah Menpar Arief Yahya dan seluruh audience di Balairung itu. Maklum, di World Halal Tourism Award 2016 Indonesia sukses mematahkan Malaysia dan Turki yang selama ini jadi legenda di Wisata Halal Dunia.
”Kita harus bisa menjawab dunia untuk penghargaan-penghargaan itu. Kita harus munculkan kompetensi penghargaan-penghargaan dan piala itu dengan standard global,” ujar Asnawi. Lantas apa yang akan dilakukan ASITA dalam menyambut WHTA 2016 ?
Menurut Asnawi, pihaknya akan meningkatkan pelayanan yang berstandar global, meningkatkan profesionalisme anggotanya, serta memahami latar belakang calon Wisman yang mayoritas dari negara muslim dan timur tengah.
”Kita harus menciptakan pelayanan manajemen agar terjadi finishing good. Karena walaupun pesan perjalanan wisata melalui digital, ujung-ujungnya pasti akan ketemu juga dengan anggota kami dalam hal ini biro perjalanan. Jadi kami berada di depan, dan itu harus menjadi andalan dan berkesan bagi Wisman. Anggota ASITA harus empiris di lapangan terutama kepada Wisman yang mencari Indonesia dengan wisata halal-nya,” kata Asnawi.
Apa langkah konkrit yang akan dilakukan? Asnawi menambahkan pihaknya akan langsung menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) di seluruh Indonesia.
”Kami akan memahami produk dan bertukar produk serta menguasai produk, ini semua demi target kunjungan Kemenpar di tahun 2017 yaitu 15 juta Wisman dan tahun 2019 sebanyak 20 juta Wisman. Kami akan rapatkan barisan agar semua anggota siap menyambut WHTA dan Wisman yang pasti nambah melonjak, itu yang akan kami fokuskan di internal ASITA’katanya.
Sedangkan untuk urusan eksternal, pihaknya akan terus melakukan promosi bersama Kemenpar. Selain akan menebar Wonderful Indonesia ke seluruh dunia, pihaknya juga akan fokus melakukan promosi WHTA 2016 dan menyasar negara-negara yang kompeten.
”Terutama negara-negara muslim atau timur tengah, menyasar negara yang punya gaya hidup halal. Ke China juga kami akan kunjungi kembali,” ujarnya.
Di tahun 2017, ASITA bersama Kemenpar akan melaksanakan roadshow ke China terkait dengan promosi dan menyambut WHTA. Asal tahu saja, imbuh Asnawi, rencananya akan ada 8 Roadshow di tahun 2017, 4 kali bersama Kemenpar dan 4 kali ASITA sendiri.
”Nah, setiap kami Roadshow di tahun 2016, setiap pulang pasti bawa tamu atau yang confirm sebanyak 50 ribu Wisman. Nah, jika setiap orang mengeluarkan uang sebesar 1200 dolar, maka asumsinya akan masuk Rp 10 miliar. Padahal modal kami sekali Roadshow itu hanya Rp 1 Miliar. Hal ini akan kami genjot terus di tahun 2017 ke negara-negara lain juga demi target Pariwisata Indonesia. Banyak agenda internal dan eksternal yang sudah kami siapkan semua terkait dengan menggenjot kunjungan dan memperbaiki sumber daya manusia di anggota ASITA,” katanya.
Dia menyadari, ASITA adalah industri yang menjadi ujung tombak pariwisata. ASITA akan terus memberikan kemudahan pelayanan, memperlihatkan kepada dunia bahwa wisata sangat terbuka untuk Indonesia.
”ASITA juga akan bertanggung jawab terhadap service wisman dan terus meningkatkan pelayanan bagi wisatawan yang datang ke tanah air,” jelasnya.