Dunia Hari Ini: Kematian Warga Palestina Sudah Melebihi 6.500 Orang
Warga Palestina yang tewas sudah mencapai lebih dari 6.500 orang, sementara PBB mengatakan tempat penampungan yang ada sudah terisi…
Anda kembali laporan Dunia Hari Ini edisi Kamis, 26 Oktober 2023.
Fokus kita hari ini adalah situasi terkini dari Gaza.
Hingga laporan ini ditulis, Kementerian Kesehatan di Gaza memperkirakan jumlah korban tewas di pihak Palestina telah mencapai 6.546 orang, termasuk lebih dari 2.700 anak-anak.
Dalam 24 jam terakhir saja ada 756 warga Palestina, 344 diantaranya adalah anak-anak, yang terbunuh akibat serangan Israel, menurut Kementerian Kesehatan.
Sementara pihak otoritas Israel mencatat 1.400 warganya yang meninggal, kebanyakan akibat serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.
Lebih dari 600.000 warga Palestina saat ini mengungsi di 150 tempat penampungan yang berada di Gaza di bawah komando lembaga UNRWA dari PBB.
"Tempat-tempat penampungan kita sudah melebihi empat kali lipat dari kapasitasnya, kebanyakan tidur di jalanan karena fasilitas yang ada saat ini kewalahan.
Kemarin, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan ia "tidak percaya pada angka yang disampaikan Palestina" dalam menghitung jumlah korban tewas di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.
Sementara itu, Israel setuju untuk menunda serangan lanjutan ke Gaza, sehingga Amerika Serikat bisa mengerahkan pertahanan rudal untuk melindungi pasukannya di sana, menurut laporan Wall Street Journal, yang mengutip para pejabat Israel dan Amerika Serikat.
Laporan tersebut mengatakan Israel sedang mempertimbangkan upaya yang diperlukan untuk memasok bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di Gaza dan membebaskan sandera yang ditahan oleh Hamas dalam perencanaannya, saat ancaman terhadap pasukan Amerika Serikat menjadi perhatian utama.
Keluarga wartawan di Gaza ditembak mati tentara Israel
Al Jazeera TV mengatakan keluarga dari salah satu wartawannya yang menjadi koresponden di Gaza dibunuh oleh Angkatan Israel di Gaza, malam kemarin.
Angkatan Udara Israel tidak berkomentar mengenai ini.
Siaran langsung menayangkan Kepala Biro Gaza Wael Al Dahdouh yang menangis ketika melihat keluarganya tebaring tanpa nyawa di rumah sakit.
Istri, anak laki-laki, dan anak perempuannya dilaporkan meninggal dunia.
"Mereka balas dendam dengan membunuh anak-anak kami?" katanya di samping tubuh anaknya yang berlumuran darah, dengan masih mengenakan baju pelindung pers.
Turki tidak menganggap Hamas organisasi teroris
Presiden Turki Tayyip Erdogan melontarkan komentar terkuatnya sepanjang konflik Gaza.
Ia mengatakan kelompok militan Palestina Hamas bukan organisasi teroris, namun kelompok pembebasan yang ingin melindungi tanah Palestina.
"Hamas bukan organisasi teroris, melainkan kelompok pembebasan 'mujahideen' yang berperang untuk melindungi tanah dan para warganya," ujarnya.
Turki mengutuk kematian warga Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober, tapi menyerukan agar tentara Israel untuk mencoba menahan diri saat menanggapinya.
Sikap Turki, sebagai anggota NATO, berbeda dengan kebanyakan negara anggota NATO dan Uni-Eropa lainnya, yang menganggap Hamas sebagai kelompok teroris.
Australia membantu Gaza
Sementara itu, Pemerintah Australia sudah memberikan bantuan tambahan sebesar AU$15 juta untuk warga sipil di Gaza yang terkena dampak perang Hamas dan Israel, setelah sebelumnya menyumbang AU$10 juta.
Perdana Menteri Anthony Albanese mengumumkannya saat melakukan konferensi pers bersama dengan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih.
PM Albanese kembali mengecam "serangan teroris" yang dilakukan Hamas di Israel, dan menyerukan penghormatan terhadap hukum kemanusiaan internasional.
Dalam pidatonya, Presiden Biden mengatakan masa depan Israel dan Palestina mencakup solusi dua negara untuk kedua belah pihak.
Israel harus berintegrasi dengan negara-negara tetangga Arabnya, katanya.
"Israel dan Palestina sama-sama berhak hidup berdampingan dengan aman, bermartabat, dan damai,"kata Presiden Biden.
Albanese juga memanfaatkan kunjungannya untuk memuji dukungan setia Presiden Biden terhadap Israel dan menyoroti perlunya melindungi warga sipil di Gaza.