Apindo: TDL Naik dan Kenaikan UMR Lemahkan Daya Saing
Para pelaku usaha di Indonesia semakin berat beroperasi di Indonesia pasca kenaikan UMR dan tarif dasar listrik
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Yulis Sulistyawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Para pelaku usaha di Indonesia semakin berat beroperasi di Indonesia. Pasalnya, beban biaya yang harus ditanggung makin memberatkan industri yang dikelolanya.
Wakil Sekretaris Jendaral Asosiasi Perusahaan Indonesia (Apindo) Franky Sibarani mengungkapkan kini terdapat dua "pikulan" berat yang harus dirasa makin memberatkan. Yakni kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang dimulai 1 Januari 2013, dan penerapan kenaikan UMR sebesar 50 persen lebih pada 2013.
Dua beban ini, tegasnya, semakin memukul industri dalam negeri untuk berdaya saing dengan produk impor yang masuk semakin liar di Indonesia.
"Karena 2 faktor itu beban kita bisa naik sampai 10 persen. Daya saing industri dalam negeri makin lemah," keluh Franky Sibarani kepada Tribunnews.com, Jakarta, Jumat (4/1/2013).
Menurut Franky Sibarani, dengan beban yang makin memperpuruk industri dalam negeri,maka produk impor akan lebih bersaing. Karena dari sisi harga daya saing produk nasional akan sangat berat bersaing dengan produk impor yang membanjiri dalam negeri.
"Kita khawatirkan persaingan dengan impor yang naik terus. Belum lagi yang ilegal," tegas Franky yang juga Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia.
Ditambahkan Franky, beban produksi akibat kenaikan TDL terasa di sebagian besar industri pengguna listrik. Dampak kenaikan TDL yang dimulai per 1 Januari bagi industri sangat bervariasi dari yang kecil hingga memberatkan. Khusus untuk industri makanan dan minuman, dampak kenaikan TDL membebani biaya di kisaran 5-10 persen. "Dampaknya 5-10 persen," sebutnya.
Namun menurutnya, bertambahnya beban biaya produksi karena naiknya TDL tersebut, tidak membuat industri membebankannya kepada masyarakat dengan menaikkan harga produk.
"Karena, menaikkan harga bukan satu-satunya solusi," terangnya.
Lebih lanjut Franky tidak memungkiri bahwa industri kecil akan sangat terpukul dan bahkan bisa saja gulung tikar atas kebijakan baru pemerintah menaikkan TDL.
"Yang kecil pasti terasa. Yang menengah besar masih bisa bertahan karena punya kemampuan untuk riset dan marketing meskipun semakin berat di pasarnya," jelas dia.