TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kendati krisis yang melanda beberapa negara Euro Zone masih belum tuntas, tahun ini prospek investasi emas masih menjanjikan.

Yayan Cahyana, pengamat pasar modal asal Bandung, mengatakan jika dibandingkan dengan instrumen investasi lain, seperti pasar uang, deposito, reksa dana, saham, dan obligasi, emas dapat memberikan tingkat pengembalian (return) yang tertinggi, yaitu berpotensi mencapai 100 persen.

"Untuk jangka panjang, investasi emas dan obligasi masih menempati pengembalian tertinggi. Prediksi saya, pengembalian emas dapat mencapai 116 persen, sedangkan obligasi sekitar 101 persen," katanya.

Berarti tahun ini peluang investasi obligasi dan emas dapat lebih baik mengingat laju inflasi yang kemudian berpotensi diikuti kenaikan suku bunga. Perkiraannya, emas dapat mencapai angka tertinggi, yaitu melebihi 2 ribu dolar Amerika Serikat (AS) per troy ons.

Menurut Yayan, tidak tertutup kemungkinan tahun ini harga emas menempati posisi tertinggi karena adanya kekhawatiran krisis global belum terselesaikan, ditambah adanya prospek pelonggaran moneter AS.

Secara rata-rata, prediksi tahun ini harga emas sekitar 2.113 dolar AS atau naik 2,6 persen. Hal itu didasari oleh harga emas rata-rata pada triwulan IV tahun lalu, yang berada pada level 1.850 dolar AS.

Kepemilikan atas emas pada lantai bursa pun kian meningkat. Itu terjadi setelah Bank Sentral Rusia dan Korea Selatan melakukan penambahan cadangan emas. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan kondisi itu dapat mendongkrak pertumbuhan global pada 2013 menjadi 3,6 persen. Angka itu lebih tinggi daripada tahun lalu, yang sebesar 3,3 persen.