TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Pasokan listrik di Sumut biarpet saat PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero menaikkan tarif dasar listrik atau TDL sebesar 4,3 persen, sejak Senin (1/4/2013). Seluruh wilayah di Sumut mendapat pemadaman bergilir beberapa kali dalam sehari.

M Ali, Manajer Bidang Produksi PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara mengatakan dua PLTU di Labuhan Angin (Sibolga) tidak beroperasi. Satu pembangkit dalam tahap perbaikan dan satu lagi menggalami gangguan, Minggu (31/3/2013).

''Malam ini satu pembangkit sudah bisa mensuplai daya ke sistem sebesar 100 MW. Sedangkan satu pembangkit lainnya 100 MW, akan bisa suplai besok, Selasa siang," ujar Ali via seluler, Senin malam.
PLTU Labuhan Angin mempunyai daya 230 MW.

Sebelumnya, PLN Sumut juga sempat mengalami gangguan di Sektor Belawan yang mengakibatkan pasokan listrik di Aceh, Sumut, dan Riau padam total selama beberapa jam, Senin (18/3/2013).  Kala itu, PLN mengaku tidak tahu apa yang membuat pasokan listrik dari PLTGU Belawan anjlok.

Ia mengakui momen pemadaman bergilir itu  bertepatan dengan kenaikan listrik ini merupakan tahap kedua dari empat tahap yang direncanakan sejak 1 Januari 2013, kemudian berkala April, Juli, dan Oktober 2013.

"Saya nggak bisa komen itu. Pokoknya tugas saya hanya operasi dan pemeliharaan. Kalau soal itu saya nggak komen lah," ujarnya saat ditanya soal komentar pelanggan pada.

Ali mengaku belum menerima laporan berapa daya pemakaian listrik Senin malam. "Sampai sekarang saya belum terima laporan. Biasanya pemakaian antara 1.500 MW sampai 1.550  MW. Namun, kalau cuaca panas pemakaian bisa sampai 1.600 MW. Tapi hari ini cuaca kayaknya tidak panas," ujarnya.
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara memiliki berbagai jenis mesin pembangkit tenaga listrik berkapasitas daya terpasang 1.772 MW dengan 69 unit pembangkit dan daya mampu sebesar 1.616 MW.

Empat sektor pembangkit berada di Sumut, satu di Naganraya, Aceh dan satu lagi di Pekanbaru, Riau  Selain dua PLTU tidak bisa memasok daya, Ali mengakui  adanya pemeliharaan tahunan (overhaul) PLTA Renun,  Sidikalang.

"Ini memang sudah masuk pemeliharaan tahunan. Jadi kita tidak bisa menunda-nunda untuk pemeliharaannya, karena bisa akan makin parah. Lebih bagus padam 10 hari, dari pada padam selamanya," ujarnya sembari pasokan PLTA Renun sebesar 40 MW.

Ali juga mengeluhkan belum masuknya pembangkit-pembangkit baru. Seharusnya, kata Ali, sesuai jadwal pembangkit baru itu harus sudah masuk. "Kalau pembangkit baru sudah masuk, maka sudah akan bisa bagus semua ini. Harusnya sesuai jadwal sudah masuk, tapi ini telat-telat terus," ujarnya sembari tidak mengetahui alasan pembangkit baru tersebut belum masuk.

"Itu bagian Unit Pembangunan Pembangkitan Sumatera I. Kalau ini sudah masuk, kami kira sudah aman," ujarnya.
Makanya, lanjut Ali, saat ini pihaknya sedang merancang perencanaan pengoperasian pembangkit-pembangkit dalam 10 tahun ke depan.
"Jadi setiap tahun sudah bisa tahu apa yang harus ditambah. Maka, hingga 10 tahun ke depan masih akan tetap aman. Dan kita tidak macam pemadam kebakaran," katanya.(fer)