Banjir Lumpuhkan Dunia Usaha di Bandung
Banjir di kawasan Bandung Selatan berdampak pada lumpuhnya industri-industri di wilayah itu
Editor: Hendra Gunawan
![Banjir Lumpuhkan Dunia Usaha di Bandung](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/20130206_Banjir_di_Dayeuhkolot_6106.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -- Banjir di kawasan Bandung Selatan berdampak pada lumpuhnya industri-industri di wilayah itu. Kawasan yang terendam banjir pun semakin meluas. Padahal dalam beberapa hari ke depan, hujan masih akan terus mengguyur Bandung dan sekitarnya.
Menurut Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Jabar, Deddy Widjaya, Senin (8/4/2013), di sekitar wilayah Baleendah dan Dayeuhkolot terdapat sekitar 30 unit industri yang bergerak dalam berbagai sektor. Selain karena banjir yang menggenangi kawasan industri, lanjut Deddy, tidak beraktivitasnya pabrik di kawasan itu karena akses jalan para karyawan pun sulit dilalui.
Deddy mengaku masih belum dapat menentukan nilai kerugian akibat banjir tersebut., Meski demikian, Deddy memprediksi, kerugian industri akibat terjangan banjir itu sangat besar. "Angkanya, dapat mencapai puluhan, bahkan, bisa saja ratusan miliar," ujar Deddy.
Kerugian pun tidak hanya dipikul industri, tetapi juga dialami para pelaku ritel, seperti mini market. Hal itu diakui Sekretaris DPD Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Jabar, Henri Hendarta.
Henri menjelaskan, banjir tersebut menyebabkan jalur distribusi barang ke minimarket-minimarket di kawasan itu tidak dapat dilalui. Akibatnya, jelas dia, pasokan pun terhambat. Dia memperkirakan, kerugiannya maksimal sekitar Rp 10 juta per toko setiap harinya.
Situasi terakhir menunjukkan banjir melanda enam kecamatan, yaitu Kecamatan Bojongsoang, Baleendah, Dayeuhkolot, Katapang, Majalaya, dan Rancaekek. Ribuan korban banjir berusaha mengungsi ke tempat yang lebih aman. Banjir pun menyebabkan satu orang korban jiwa, karena tenggelam di Sungai Cikapundung Lama.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Marlan mengatakan, enam kecamatan dilanda banjir, setelah hujan deras kembali mengguyur Kabupaten Bandung sepanjang hari Minggu (7/4/2013).
"Kenaikan banjir sekitar 60 sentimeter. Air Sungai Citarum terus bertambah naik setelah diguyur hujan. Ketinggian air pun mencapai lebih dari dua meter di beberapa lokasi. Sementara banjir paling parah di Baleendah dan Dayeuhkolot," ujar Marlan, kemarin.
Ia menambahkan, banjir juga membuat arus lalu lintas menjadi terhambat. Beberapa ruas jalan seperti Jalan Dayeuhkolot serta Jalan Banjaran-Baleendah putus total. Akibatnya terjadi kemacetan di mana-mana.
Berdasarkan data di Kecamatan Baleendah, jumlah pengungsi di Dayeuhkolot mencapai 3.976 jiwa. Menurut Kepala Seksi Sosial dan Budaya Kecamatan Baleendah, Sri Krisnawati pengungsi tersebar di 20 titik pengungsian, di antaranya Kantor Kecamatan Dayeuhkolot, Kantor Desa Citeureup, Kantor PLN Rayon Dayeuhkolot, Masjid As-Shofia, dan Gereja Dayeuhkolot. Sedangkan di Kecamatan Majalaya, terdapat sekitar 1.500 rumah di lima desa yang juga terendam banjir.
"Desa yang terendam banjir di antaranya Desa Majalaya, Majakerta, Majasetra, Bojong dan Sukamaju. Rumah yang terendam berada di 28 RW," kata Camat Majalaya Meman Nurjaman melalui sambungan telepon, kemarin.
Polsek Dayeuhkolot pun menerima laporan dari warga mengenai penemuan mayat di aliran sungai Cikapundung lama. Warga Babakan Leuwi Bandung, Kecamatan Dayeuhkolot, dikejutkan dengan penemuan sesosok mayat pria tanpa identitas di aliran sungai Cikapundung, Senin (8/4/2013).
"Belum ada laporan dari warga sekitar mengenai penemuan mayat ini. Apakah ini akibat banjir atau bukan. Kita akan lakukan terus pemeriksaan. Kemungkinan mayat itu sudah lebih dari sehari berada di sungai," kata Kapolsek Dayeuhkolot, Kompol Edi Suwandi.
(Tribun Jabar/win/aa/tif)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.