TRIBUNNEWS.COM - Nama Agnes Monica tiba-tiba menjadi perbincangan di dunia hiburan Indonesia saat ia muncul di pemutaran perdana film Oblivion di Los Angeles, California, 10 April 2013.

Banyak yang bertanya-tanya apakah Agnes hadir di sana karena beli tiket atau diundang? Demikian sejumlah sentimen yang bermunculan di internet.

Ini jawaban perempuan kelahiran kelahiran 1 Juli 1986 ini.

"Buat yang nanya, itu saya beli tiket or diundang. (Penting ngga ya dijawab? Hahaha) Saya diundang oleh producer Oblivion :)," demikian bunyi tweet Agnes.

Lalu, mengapa sang produser, Joseph Kosinski, mengundang Agnes?Mungkin ini pertimbangannya.

Di sinilah letak kekuatan pemasaran yang dimiliki seorang Agnes. Twitter merupakan satu dari alat marketing yang sangat efektif untuk memasarkan produk.

Beberapa artis ternama telah melakukan 'endorse' terhadap beberapa produk sebut di antaranya Kim Kardashian, aktris Tori Spelling,  Ray J, Charlie Sheen, dan beberapa nama besar lainnya. Penyanyi Ray J mengajak 600 ribu follower-nya untuk menonton film horor Saw 3D.

Ketimbang menghabiskan biaya besar untuk promosi jor-joran di Indonesia, produser memanfaatkan nama besar Agnes di Indonesia dan kawasan Asia yang memiliki 7.188.709 followers.

Pemeran utama di film Oblivion, Tom Cruise, 'hanya' memiliki 3.793.747 followers. Coba bandingkan, setengah dari jumlah follower Agnes.

Bahkan, situs resmi Cruise memajang foto Agnes dengan photo caption "Indonesian singer and actress Agnes Monica on the black carpet!"

Jika Agnes men-tweet kehadirannya di premier film Oblivion dan dibaca seluruh penggemarnya maka setidaknya ada 7.188.709 followers Agnes yang kemungkinan akan menonton film tersebut.

Dengan harga tiket rata-rata untuk IMAX sebesar Rp 60 ribu per orang untuk hari biasa, Rp 75 ribu (hari Jumat), dan Rp 100 ribu untuk Sabtu-Minggu, Anda kalikan saja berapa jumlah uang yang masuk ke pundi-pundi produser Oblivion dengan menghadirkan Agnes di premier film.

Ini belum lagi ditambah pemasukan dari penggemar Tom Cruise yang ada di Indonesia dan beberapa faktor lainnya.

Perlu diketahui, Indonesia merupakan pangsa pasar film Hollywood yang sangat menjanjikan dengan jumlah penduduk mencapai 250 juta jiwa. Itulah sebabnya, Indonesia sering mendapat jadwal pemutaran film lebih awal di banding di sejumlah negara-negara seperti Inggris, Australia, dan Amerika Serikat (AS).

Faktor lain, pembajakan film di Indonesia sungguh memprihatinkan sehingga  sejumlah film produksi Hollywood 'terpaksa' terlebih dahulu di putar di Indonesia untuk menghindari terjadinya penurunan jumlah penonton.