Kredit Bank OCBC NISP Tumbuh 27 Persen
Mengandalkan diversifikasi sektor usaha, pertumbuhan kredit Bank OCBC NISP pada triwulan I tahun 2013 berhasil tumbuh 27
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Mengandalkan diversifikasi sektor usaha, pertumbuhan kredit Bank OCBC NISP pada triwulan I tahun 2013 berhasil tumbuh 27 persen menjadi Rp 53,7 triliun dibanding periode yang sama tahun 2012. Sesuai jenis penggunaannya, komposisi kredit yang disalurkan untuk modal kerja mencapai 40 persen, investasi 36 persen, dan konsumer 24 persen.
Dalam laporan yang disampaikan Media Relation Officer OCBC NISP, Nurul Aini, penyaluran kredit relatif merata di beberapa sektor yaitu sektor perdagangan 24 persen, industri 23 persen, dan jasa 22 persen.
Dengan strategi manajemen risiko yang tepat, katanya, Bank OCBC NISP berhasil meningkatkan kualitas kredit sekaligus menurunkan tingkat NPL (net) menjadi 0,4 oersen pada akhir Maret 2013 dibanding 0,5 persen pada akhir Maret 2012, jauh dari batas maksimal yang ditentukan Bank Indonesia sebesar 5 persen.
"Bank OCBC NISP juga senantiasa menjaga kualitas kredit yang diberikan, salah satunya dengan melakukan diversifikasi sektor usaha. Strategi kita melalui upaya yang konsisten dalam menjaga kualitas aset. Bank OCBC NISP juga berhasil menjaga rasio-rasio keuangan penting pada level yang sehat," katanya kepada Tribun, Jumat (26/4/2013) di Medan.
Itulah alasannya, katanya, pihaknya kembali mencatat pertumbuhan bisnis yang baik di tengah gejolak perekonomian dan persaingan perbankan yang semakin tinggi.
Selain setor kredit, Bank OCBC NISP juga berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 247 miliar atau naik 23 persen untuk 3 bulan pertama operasinya di tahun 2013. Peningkatan laba ini antara lain dihasilkan dari meningkatnya pendapatan bunga bersih sebesar 18 persen dari Rp 601 miliar pada akhir Maret 2012 menjadi Rp 709 miliar pada akhir Maret 2013.
Total aset Bank OCBC NISP pada periode ini juga naik 29 persen menjadi Rp 81,3 triliun dibanding periode yang sama di tahun 2012 sebesar Rp 63,1 triliun.
"Guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi, kita mengimbangi peningkatan kualitas produk dan layanan, dengan semakin aktif mengembangkan program-program yang inovatif dan bernilai tambah bagi para nasabah," pungkasnya.(ers)