Tarif Bus Nonekonomi Bakal Naik 30-37 persen
Dampak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) akan menaikan biaya produksi bagi sejumlah angkutan darat
Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dampak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) akan menaikan biaya produksi bagi sejumlah angkutan darat. Bagi angkutan bertipe ekonomi seperti metromini, dampaknya akan terasa signifikant karena pengusaha tidak bisa menaikan karena daya beli masyarakat yang rendah.
Eka Sari Lorena Soerbakti, Ketua Organisasai Angkutan Jalan Darat (Organda), mengatakan opsi kenaikan BBM akan dimungkinkan bagi angkutan darat untuk nonekonomi, seperti kategori bus untuk kategori bisnis yang akan berpeluang jika dinaikan menjadi 30-37 persen dari tarif sekarang.
"Yang nonekonomi sangat mungkin naik karena segmennya beda, sedangkan yang ekonomi sulit naik karena daya beli untuk masyarakat sangat rendah," katanya di Jakarta, Selasa (30/04/2013).
Daya beli pengguna angkutan darat semakin rendah karena load traffic yang semakin rendah. Dengan hanya mencapai 45 persen dari kapasitas bangku tempat duduk. Begitu pula dengan semakin menurunnya jumlah armada setiap tahunnya.
Jumlah armada angkutan darat untuk umum semakin berkurang karena banyaknya penjualan kendaraan pribadi untuk kendaraan bermotor. Berbeda halnya dengan kendaraan bus yang lebih tahan terhadap kenaikan BBM.
"Bus lebih struggle sebagai penghubung hub, sedangkan angkutan umum uda tipis marginnya, banyak yang udah tutup dan semakin tertekan karena kebijakan ini, metromini saja semestinya sudah naik pada tahun ini, tetapi mau dinaikan juga sulit," katanya.