TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Pemerintah Provinsi Jawa Barat segera merintis penangkaran bibit bawang merah. Hal itu dilakukan agar petani bawang bisa memperoleh harga benih bawang merah yang murah sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap bibit bawang merah impor.

"Pembibitan berpotensi menghasilkan nilai ekonomis. Saat itu, Kementerian Pertanian sedang meneliti dan mengembangman bibit bawang. Akan kita rintis juga di Jabar," ujar Gubernur Jabar Heryawan seusai panen bawang bersama petani di Desa Babakan Losari, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon, Sabtu (4/5).

Petani dalam negeri, ucapnya, belum bisa menjual benih karena tak ada penangkaran. Selain itu, petani enggan menanam bawang karena mahalnya harga bibit bawang lantaran selama Indonesia, termasuk Jabar, mengandalkan bibit dari luar negeri.

Akibat hal tersebut jumlah panenan bawang di tanah air tak bisa memenuhi kebutuhan nasional. Harga bawang meningkat tajam seperti yang terjadi Maret hingga April lalu. Untuk menstabilkan harga bawang, pemerintah pusat terpaksa mengimpor bawang merah.

Menurut Heryawan, Jabar pernah sukses dengan penangkaran bibit meskipun jenis tanaman berbeda, yakni penangkaran bibit kentang di kawasan Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Heryawan mengatakan penangkaran bibit sama menguntungkan dengan budi daya. "Karena jumlah penangkaran dan budidaya yang cukup, Jabar tidak perlu kentang impor lagi," katanya. Alhasil, petani dan konsumen sama-sama menjaga kestabilan harga. Ia mengharapkan, hal yang sama bisa terjadi pada bawang merah.

Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon, Ali Effendi, menyambut gembira gagasan penangkaran bibit bawang merah. Ia menyebutkan Kabupaten Cirebon mempunyai beberapa lokasi yang cocok untuk merealisasikan gagasan itu.
"Sejauh ini, ada lima petani bawang merah yang siap untuk menangkar bibit bawang merah," katanya ketika dihubungi, Minggu (5/5) sore. (tom)