5.000 Kendaraan Beralih ke BBG
Pemerintah pernah mencetuskan upaya penghematan bahan bakar minyak (BBM) sekaligus menekan subsidi.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pemerintah pernah mencetuskan upaya penghematan bahan bakar minyak (BBM) sekaligus menekan subsidi. Rencana tersebut yaitu konversi BBM menjadi bahan bakar gas (BBG) pada kendaraan.
Namun, wacana tersebut belum juga bergulir. Kendati demikian, Satuan Kerja Khusus (SKK) Minyak dan Gas Bumi (Migas), siap merealisasikan program konversi tersebut. "Rencananya, konversi itu kami gulirkan tahun ini," kata Kepala Divisi Penunjang Operasi Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas, Iwan Ratman, pada sela-sela Konvensi Nasional Penunjang Operasi Migas di Grand Ballrom Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto Bandung, Rabu (22/5/2013).
Iwan mengemukakan, pihaknya segera merealisasikan rencana itu melalui pelaksanaan konversi pada kendaraan-kendaraan penunjang operasional pada sektor hulu migas. Proyeksinya sekitar 5 ribu unit kendaraan beralin menggunakan BBG.
Iwan menjelaskan, pelaksanaan konversi BBM menjadi BBG tersebut merupakan upaya pengurangan pemakaian BBM subsidi. Menurutnya, dana subsidi BBM begitu besar. Kondisi itu menyebabkan anggaran negara jebol dan melampaui target awal.
Namun, Iwan menyatakan, pelaksanaan konversi tersebut tidak mudah. Pasalnya, ada beberapa hal yang masih menjadi kendala. Satu di antaranya dalam hal alat konversi (convertion kit). Untuk itu, pihaknya segera menjalin kerja sama dengan beberapa kementerian, yaitu Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), serta Kementerian Perindustrian. Salah satunya berkaitan dalam penyediaan converter kit yang berstandar dan berkualitas baik.
Menanggapi hal ini, Wakil Menteri ESDM, Susilo Siswoutomo, menegaskan, pemerintah mendukung upaya konversi BBM menjadi BBG pada kendaraan. Susilo mengklaim bahwa sejauh ini, rencana itu masih terus berlangsung. "Kami punya tim untuk mendukung program konversi," kata Susilo.
Satu di antara upaya mendukung konversi tersebut, ujarnya, adanya rencana pembangunan puluhan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG). Jumlahnya sekitar 30-40 unit. Selain itu, pihaknya meminta PT Pertamina untuk mengembangkan dan membangun pipa yang berfungsi sebagai alat penyaluran gas.
Tidak hanya PT Pertamina, imbuh Susilo, pihaknya pun menggandeng Perusahaan Gas Nasional (PGN). Tujuannya agar ketersediaan gas terjamin sehingga penyalurannya pada SPBG tidak terhambat. (win)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.