TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Asosiasi Bank-Bank Pembangunan Daerah (Asbanda), menilai perbankan harus mewaspadai ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 yang memasuki tahap liberalisasi perbankan. Beberapa yang harus diwaspadai seperti perbaikan SDM , Teknologi dan infrastruktur perbankan.

Ketua Asbanda, Eko Budiwiyono, mengatakan  permasalahan itu lebih berarti karena dunia perbankan akan menghadapi persaingan infrastruktur dengan pasar Asean yang sulit karena kualitas  infrastruktur yang kalah jauh jika dibandingkan dengan pihak asing.

"fokus utama yang harus dipersiapkan perbankan menghadapi MEA ini adalah modal, sumber daya manusia dan teknologi. Mau gak mau, perbankan harus memperkuat modalnya. Dengan begini, akan ikut menambah infrastruktur perbankan tersebut," ujarnya di JCC, Jakarta, Kamis (23/05/2013).

Dari permasalahan diatas yang patut diperhatikan dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM)-nya yang juga harus diperbanyak. Namun peningkatan kuantitas harus diikuti dengan peningkatan  kualitasnya.

"Perbankan harus siapkan tenaga profesional dalam menghadapi MEA ini, dan perbaikan teknologi harus ditingkatkan," cetusnya.

Selain itu, dari semua persiapan yang ada faktor teknologi menjadi bagian yang terpenting dalam mengadapi pasar bebas yang akan dihadapi Indonesia.

"Memperkuat teknologi secara otomatis akan memperkuat daya saing kita, " katanya.

Selain persiapan intern Perbankan,  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mengawasi hal ini dengan mulai beroperasinya OJK menjelang 2015. Apalagi tahun 2014 pengawasan perbankan akan mengalami masa transisi dari Bank Indonesia (BI) ke OJK.

"Regulator juga harus siap menghadapi MEA ini. Apalagi, OJK baru akan mulai mengawal perbankan tahun depan," ujarnya.