TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemerintah mengajukan perubahan asumsi dasar RAPBN-Perubahan 2013 untuk sektor minyak dan gas bumi kepada Komisi VII DPR, Selasa (28/5/2013).

Menteri ESDM, Jero Wacik mengungkapkan bahwa dalam bahasan di internal pemerintah, dirinya meminta Menteri Keuangan Chatib Basri agar angka-angka RAPBN-Perubahan yang diajukan realistis dan bisa dicapai.

"Kami tidak mau awal-awal mengajukan angka yang tidak realistis. Karena nanti pasti kacau kita. Akan salah semua nanti. Karena itu apa yang kami ajukan sudah realistis," ungkap Jero dalam rapat kerja dengan komisi VII DPR, Jakarta, Selasa (28/5/2013).

Angka-angka asumsi yang realistis tersebut, imbuhnya, pertama Indonesia Crude Price/ICP atau harga minyak Indonesia, diusulkan untuk RAPBN-Perubahan 108 dolar AS per barel. Angka ini meningkat dibanding APBN 2013, yakni hanya sebesar 100 dolar AS per barel. Sedangkan berdasarkan realisasi sampai dengan 30 April tercatat sebesar 108,10 dolar AS per barel.

"Akhir-akhir ini menurun di sekitar 90 dolar AS per barel, pernah 99 dolar/barel. Kami lihat berdasarkan rata-rata angka 108 dolar AS/barel lebih realistis untuk selama sisa tahun ini," jelas Jero.

Menurut dia, bahwa angka 108 dolar AS/barel bisa dipertanggung-jawabkan untuk dicapai asumsi tersebut.

Lebih lanjut dia katakan, bila ditilik juga dengan harga minyak dunia baik brent, WTI, bahwa angka 108 dolar AS/barel masih termasuk di kisaran angkat terbut.

Dia sebutkan harga minya jenis WTI, berada di kisaran 77 dolar AS/barel hingga 127 dolar AS/barel. Untuk jenis Brent, harga minyak dikisaran 78 dolar AS hingga 138 dolar AS/barel. "Jadi usulan kami adalah 108 dolar AS. Inilah yang mendasari mengapa kita mengusulkan 108 dolar AS untuk ICP," tuturnya.