Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kenaikan Harga BBM Cuma Berdampak Sementara untuk IHSG

Kenaikan harga BBM bersubsidi hanya berdampak sementara bagi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Penulis: Arif Wicaksono
zoom-in Kenaikan Harga BBM Cuma Berdampak Sementara untuk IHSG
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
ILUSTRASI 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satrio Utomo, Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia mengatakan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi hanya berdampak sementara bagi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Kenaikan harga BBM hanya berdampak buruk jika inflasi menaik, serta menurunkan eskpetasi penjualan beberapa industri.

"Akan ada penurunan. Kami perkirakan akan ada penurunan dalam jangka pendek. Namun, efeknya akan membangun dalam jangka panjang, karena infrastruktur akan membaik," kata Satrio di Jakarta, Rabu (5/6/2013).

Satrio memerkirakan, IHSG akan berada dalam rentang support (4721-4900) dan resistance di level 5251 jika harga BBM dinaikkan, dan efeknya bertahan selama tiga bulan saja.

Setelah itu, IHSG akan menaik kembali, karena alasan net sell investor asing akan menurun seiring defisit neraca berjalan dengan Produk Domestik Bruto (PDB) yang sudah terkendali.

"Asing tidak punya alasan untuk profit taking, karena defisit fiskal sudah diturunkan. Ini yang dukung pelemahan IHSG hanya berjalan sementara," paparnya.

Kenaikan harga BBM, lanjutnya, akan menggerus pasar modal jika tidak diiringi kenaikan suku bunga, seiring kenaikan inflasi. Sehingga, kenaikan suku bunga harus direspons dengan lancarnya pertumbuhan ekonomi.

Berita Rekomendasi

"Suku bunga harus dinaikkan, namun ekspetasi pertumbuhan harus dijaga agar tidak menimbulkan kepanikan terhadap pasar," urainya.

Sedangkan mengenai saham favorit yang masih bertahan jika harga BBM dinaikkan, adalah saham yang berada di sektor properti, dan infrastruktur akan semakin menarik jika melihat pertumbuhan industri tahun ini.

Di antara potensi saham di sektor properti dan infrastruktur, emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi potensi yang menarik, seiring membengkaknya dana infrastruktur yang siap dialihkan kepada beberapa BUMN.

"Saham infrastruktur yang merupakan BUMN semakin menarik, karena adanya anggaran yang disediakan untuk proyek-proyek pemerintah. Kami targetkan saham ini menjadi pilihan bagi para investor," jelasnya. (*)

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas