Mobil Esemka Diproduksi Massal Bulan Depan
Pemerintah Kota (Pemkot) Solo tidak akan menggunakan dua prototype mobil Esemka Rajawali yang digunakan untuk
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo tidak akan menggunakan dua prototype mobil Esemka Rajawali yang digunakan untuk uji emisi sebagai mobil dinas.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengatakan, kedua mobil bersejarah tersebut hanya akan dijadikan ikon sekaligus contoh produk jadi mobil Esemka.
"Nanti untuk AD 1 dan AD 2 dibuatkan mobil Esemka yang baru. Yang kemarin hanya buat prototype saja untuk uji emisi," kata Rudy, kepada wartawan di Loji Gandrung Solo, Rabu (29/05/2013).
Seperti diketahui, tahun lalu Pemkot Solo membawa dua unit prototype Mobil Esemka Rajawali ke Balai Thermodinamika Motor dan Propulsi (BTMP) BPPT untuk diuji emisinya. Hingga akhirnya pada September 2012, prototype mobil Esemka yang dilabeli dengan plat nomor AD 1 A dan AD 2 A itu dinyatakan lulus uji emisi dan siap diproduksi massal.
"Kami dari Pemkot Solo hanya membantu agar Esemka ini bisa lulus uji emisi. Setelah itu kita serahkan semuanya ke PT Solo Manufaktur Kreasi selaku produsen Esemka," paparnya.
PT SMK selaku produsen mobil merk Esemka siap memulai produksi massal perdananya pada Juli 2013 mendatang. Humas PT SMK, Sabar Budi mengatakan, saat ini pihaknya telah menerima pesanan mobil Esemka sebanyak lebih dari 7 ribu unit.
"Saat ini jumlah pesanan sudah mencapai 7 ribu unit, tinggal kita konfirmasi saja," paparnya.
Selama Mei dan Juni 2013 ini, pihaknya akan menghubungi para pemesan mobil Esemka untuk mengkonfirmasi pesanannya. "Sampai saat ini, ada beberapa pelanggan yang membatalkan pemesanan, tapi jumlahnya tidak banyak sekitar sepuluh atau belasan orang saja. Semuanya dari pemesan perorangan," katanya.
Jika para pemesan ingin mobil pesanannya mulai diproduksi, lanjut dia, pemesan wajib membayar uang muka sebesar 30 persen dari harga mobil. Untuk produksi awal, pihaknya baru akan merakit mobil Esemka jenis Rajawali SUV yang dibanderol harga antara Rp 140 juta hingga Rp 150 juta.
"Setelah membayar uang muka, kami baru mulai produksi dengan perkiraan waktu produksi antara 3 bulan hingga 5 bulan," jelasnya. (Ade)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.