Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Cara Sekuritas Agar IPO Lebih Menarik

Pergerakan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) yang volatil tentunya bisa menurunkan minat investor untuk meletakkan duitnya

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Cara Sekuritas Agar IPO Lebih Menarik
equitydealingguide.com

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pergerakan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) yang volatil tentunya bisa menurunkan minat investor untuk meletakkan duitnya ke pasar modal. Demi menyiasati hal tersebut, berbagai upaya dijalankan manajemen perusahaan sekuritas supaya bisnisnya tetap berjalan lancar.

Seperti PT AAA Securities, misalnya. Layaknya perusahaan sekuritas lain, ada tiga cara yang paling populer yang diambil manajemen AAA Securities supaya saham perdana kliennya tetap menarik di mata investor. Ketiga cara tersebut adalah, memainkan komponen harga IPO, pemanis berupa penerbitan waran saat IPO, dan stabilisasi harga atau istilahnya pengawalan harga saham.

"Tapi, kondisi penawaran juga menjadi pertimbangan. Kami juga baru berani melanjutkan rencana IPO ketika penawaran investor sudah 85 persen dari jumlah total saham yang dilepas. Jika sudah sampai segitu, maka prosesnya berlanjut," jelas Andri Rukminto, Direktur Utama AAA Securities, Senin (8/7/2013).

Lebih jauh Andri menjelaskan, tidak menutup kemungkinan juga jika pihaknya menyiapkan duit khusus untuk melaksanakan pengawalan harga saham kliennya. Duit ini nantinya digunakan untuk membeli saham klien dengan jumlah dan jangka waktu tertentu. Dengan pembelian ini, maka suplai saham di publik menjadi berkurang sehingga pada akhirnya mampu mengerek harga saham emiten yang bersangkutan.

Cara ini juga pernah dilakukan PT UBS Securities Indonesia ketika mengawal harga saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) belum lama ini. Waktu itu, Kamis (4/7), UBS telah membeli 12,94 juta saham SRTG, atau sekitar 64,4 persen dari total kesepakatan saham yang dikawal, sebanyak 20,08 juta saham.

Adapun nilai rata-rata pembeliannya sebesar Rp 4.615 per saham. Artinya, nilai transaksi pengawalan ini mencapai Rp 62,6 miliar.

Stabilisasi harga ini ternyata memberikan hasil positif. Tepat pada 2 Juli, saham SRTG ditutup pada level 4.600, naik 25 poin dibanding level penutupan sebelumnya, 4.575.

Berita Rekomendasi

Sayang, upaya stabilisasi tersebut dinilai belum memberikan hasil yang optimal. Jumat (5/7), saham SRTG kembali ditutup pada level 4.575. Kendati demikian, level ini jauh lebih baik dibanding level pada perdagangan sehari sebelumnya, 4.550.

Sementara untuk IPO PT Victoria Investama (VICO), lanjut Andri, pihaknya tidak melakukan pengawalan harga saham perdana. Manajemen hanya menerbitakn waran sebagai pemanis saham perdana VICO. "Dan ternyata hasilnya bagus. Saham VICO oversubscribed 26,7 kali," imbuhnya.

Opsi pengawalan harga saham perdana VICO juga tidak diambil mengingat saham yang dilepas manajemen terbilang murah. Hal ini juga diakui oleh Managing Partner Victoria Group, Andrew Haswin.

"Harga saham yang kami lepas, kan, cukup murah untuk pelaku pasar. Peminatnya juga besar. Jadi, semuanya kami lepas ke pasar sekunder," pungkas Andrew. (Dityasa H Forddanta)

Tags:
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas