Bulog tak Perlu Impor Beras Hingga Akhir Tahun
Kebutuhan beras hingga akhir tahun masih mencukupi.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebutuhan beras hingga akhir tahun masih mencukupi.
Sampai 14 Agustus 2013, stok beras milik Bulog mencapai 2,62 juta ton. Dengan jumlah stok ini, Perum Bulog tak perlu impor beras.
Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, stok beras tersebut sesuai target public service obligation (pso) pemerintah. Salah satu faktor pendukung tercapainya target pengadaan beras Bulog, adalah jumlah stok awal yang cukup besar.
"Alhamdulilah, stok bulog tahun lalu dimulai dengan stok tertinggi, yaitu 2,3 juta ton," kata Sutarto akhir pekan lalu.
Meski cukup, Bulog harus menjaga kestabilan stok sampai akhir tahun. Sebab, dalam empat bulan terakhir, Bulog masih harus melakukan operasi pasar dan penyaluran raskin tambahan.
Hingga Agustus 2013, Bulog telah menyalurkan raskin sebanyak 1,98 juta ton. Sejak memberlakukan sistem jaringan semut alias membeli beras langsung ke petani dan penggiling kecil, Sutarto mengakui serapan Bulog lancar.
Padahal, peningkatan produksi padi tak seberapa. Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) I, produksi padi tahun ini hanya naik 0,3 persen dibandingkan tahun lalu.
Sutarto bercerita, jika peningkatan produksi padi kurang dari 5 persen, biasanya serapan Bulog tidak sampai 2 juta ton.
"Contoh pada 2010, serapan Bulog hanya 1,8 juta ton," ujarnya.
Sementara, Menteri Pertanian Suswono memerkirakan tak ada impor tahun ini. Dengan kondisi cuaca kemarau basah, petani makin giat menanam padi.
Pada periode tanam Oktober 2012 hingga September 2013, jumlah areal tanam padi diperkirakan mencapai 14 juta hektare. Dengan perkiraan produktivitas 5 ton gabah kering giling (GKG) per hektare, produksi tahun ini mencapai 70 juta ton GKG.
"Kalau serapan Bulog sampai 2 juta ton tidak perlu impor. Lebih baik optimalkan serapan dalam negeri," tutur Suswono. (*)