Wamentan Tak Setuju Impor Daging Beku
Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan menyesalkan bila pemerintah terus menerus melakukan impor daging sapi beku untuk menstabilkan harga di pasar.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan menyesalkan bila pemerintah terus menerus melakukan impor daging sapi beku untuk menstabilkan harga di pasar. Sebab, importasi tersebut tidak memberikan nilai tambah bagi peternak dalam negeri.
"Jadi kalau bicara level impor kita, yang buruk adalah impor daging beku. Ukurannya kita tidak dapat apa-apa," kata Rusman di Jakarta, akhir pekan lalu.
Rusman menambahkan, importasi daging sapi beku tersebut hanya akan menguras cadangan devisa negara dan tidak memberikan nilai tambah bagi peternak lokal ataupun industri yang ada di sekelilingnya.
Begitu juga dengan impor sapi potong. Rusman juga menyesalkan karena tidak ada nilai tambah sedikitpun, kecuali kegiatan pemotongan hewannya saja. Serupa juga dengan importasi daging sapi bakalan yang hanya bisa memberi nilai tambah berupa proses penggemukannya saja.
"Yang paling bagus kalau mau budidaya ya harus impor sapi betina produktif," tambahnya.
Keinginan Kementerian Pertanian untuk melakukan impor sapi betina produktif ini lantaran impor sapi betina yang telah dilakukan sebelumnya (yang juga dari Australia) ternyata kurang bagus. Pihaknya menemukan kasus berupa sapi betina tersebut hanya mampu melahirkan sekali lantas mandul.
"Pengalaman sebelumnya impor sapi betina itu setelah melahirkan sekali langsung mandul. Jadinya ya sapi potong lagi. Maunya kita kan bisa melahirkan sampai 5-6 kali. Saya tidak tahu apakah Kementerian Pertanian Australia enggan memberi sapi yang bagus-bagus," katanya.
Ia ingin ada tim khusus yang menyeleksi sapi betina produktif yang akan diimpor dari Australia tersebut. Sehingga bibit sapi yang akan diimpor ini merupakan bibit unggul yang mampu melahirkan sapi secara produktif dan sehat.
Rusman menyebutkan, Kementerian Pertanian ingin impor sapi betina produktif dari Australia sekitar 1 juta ekor di masa mendatang. Sehingga bila sapi tersebut melahirkan setiap tahun minimal satu ekor maka stok sapi betina produktif di dalam negeri akan bertambah.
Imbasnya, stok daging sapi di dalam negeri juga meningkat dan harga daging sapi di pasar akan relatif stabil.(Didik Purwanto/Kompas.com)