Harga Gula Mulai Tak Menentu
Anomali cuaca mulai terasa dampaknya pada industri gula
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Anomali cuaca mulai terasa dampaknya pada industri gula. Para pelaku industri ini, mulai dari petani, Pabrik Gula (PG) hingga pedagang gula resah karena niaga gula 'berantakan'. Kondisi semakin runyam ketika gula rafinasi diketahui sudah mulai masuk pasar tradisional.
Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Sumitro Samadikoen menyatakan kondisi hujan yang berkepanjangan di tahun ini mau tidak mau mempengaruhi proses giling. Di beberapa daerah para petani harus menelan kesusahan karena rendemen yang didapat kecil.
Ketika rendemen tebu ditargetkan di angka 8, pada kondisi banyak hujan rendemen menurun. Dalam beberapa kasus rendemen tebu petani bahkan bisa mencapai angka 4 dan 3.
"Di beberapa pabrik gula akhirnya mereka menerapkan kebijakan-kebijakan khusus, ada yang menghentikan tebang dulu, bisa juga dengan memacu produksi di masa seperti sekarang ini," ujar Sumitro, dalam pertemuan pelaku industri tebu, Senin (26/8/2013).
Menurutnya pendapatan petani tebu kini sudah dalam posisi terendah. Adanya beban tambahan transportasi dan biaya-biaya kuli tebang dan angkut mengurangi pendapatan. Sementara harga gula dalam kondisi demikian bisa naik, kenyataanya tetap rendah.
"Harusnya kan kalau produksi turun permintaan tetap, harga bisa naik, tapi ini anomali juga, gula ilegal dan gula rafinasi yang masuk ke pasar itu yang turut merusak harga pasar," ujar Mochammad Sulton, Direktur Pemasaran PTPN X.
Sebagai perusahaan yang memiliki PG di Sulawesi Selatan ia menyebut jika gula ilegal sudah banyak masuk ke Sulawesi.
Terkait kondisi anomali cuaca dan bisnis gula Sulton menambahkan jika saat ini perdagangan gula sudah tidak sesuai dengan apa yang direncanakan petani, PG maupun PTPN.
"Bagi hasil sudah tidak seideal 30:70, bisa-bisa kami dapat di bawah 20 persen supaya petani bisa terus menanam tebu," tambah Sulton. Ia menyebut harga lelang gula saat ini sekitar Rp 9.300 per kg.
Harga jual gula melalui lelang cenderung turun karena pedagang memilih tidak berspekulasi. Mereka tidak mau menyimpan gula dalam jumlah besar ketika harga pasar tak menentu. (Dyan Rekohadi)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.