Produsen Tahu di Banda Aceh Sudah 2 Hari Mogok
Pengusaha tahu di Banda Aceh sejak Senin (26/8) kemarin menghentikan produksi sebagai rangkaian aksi mogok kerja yang
Editor: Hendra Gunawan

TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Pengusaha tahu di Banda Aceh sejak Senin (26/8) kemarin menghentikan produksi sebagai rangkaian aksi mogok kerja yang dimulai sejak Minggu (25/8/2013) lalu. Hingga kemarin harga bahan baku utama kedelai tembus Rp9.000 sekilo padahal sebelumnya Rp 6.500 sekilo.
Pengusaha tahu di kawasan Geucu, Banda Aceh, Mulizar kepada Serambi mengatakan, mereka mulai berhenti memproduksi tahu karena harga kedelai terus meroket. Ia mengaku tidak mampu membeli kedelai dan terpaksa menutup sementara produksi tahu hingga ada kejelasan dapat menaikkan harga jual tahu di pasaran.
“Selama kacang kedelai naik, kita banyak nombok dan tidak senggup lagi memproduksi tahu seperti dulu. Kita tidak mungkin bisa bertahan seperti sekarang ini. Ke depan kita berencana untuk menaikkan harga tahu menjadi Rp100.000 per ember,” katanya.
Menurutnya, selama ini mereka menjual tahu ke pasar-pasar di Banda Aceh Rp 90.000/ember atau sekitar 288 potong tahu. Ia mengatakan, banyak pengusaha yang mengalami kerugian dan terikat hutang pada distributor kedelai.
Mulizar juga mengaku, sejak kenaikan harga kedelai produktivitas tahu menurun drastis. Sebelumnya mereka bisa memproduksi tahu 450-500 kilogram kacang kedelai per hari, tapi kini mereka hanya mampu memproduksi 250-300 kilogram kacang kedelai per hari. Padahal menurutnya, dia yang sudah mempunyai pasar jual di Banda Aceh, sekitaran Aceh Besar hingga Sabang ini mempunyai banyak permintaan. Tetapi karena harga kedelai tinggi, saat ini dia tak sanggup memenuhi permintaan pelanggan seperti biasa.
“Kami berharap supaya pemerintah dapat memberikan subsidi, sehingga kami sebagai pembuat tahu ini terus bisa memproduksi tahu di tengah-tengah harga kedelai yang mahal ini,” harapnya.
Hal senada juga dilakukan pengusaha tahu lainnya, Tan Sri. Saat ini dia menghentikan aktivitas produksi tahu di tempatnya karena tak sanggup membeli kedelai dengan harga yang terlalu tinggi.
“Hari ini kita terpaksa hentikan produksi tahu, selama kedelai naik, aktivitas produksi tahu di tempat usaha kami menurun drastis. Kita harapkan supaya pemerintah dapat memberi solusi dan mensubsidi kacang kedelai,” ujarnya.
Pantaun Serambi, Senin kemarin di Pasar Peunayong, Banda Aceh, tidak mendapatkan tahu pada sejumlah pedagang yang biasanya menjual tahu.
Seorang pedagang, Yusuf kepada Serambi mengatakan, dia tidak menjual tahu sebab para produser tahu tempat dia berlangganan untuk mengambil tahu berhenti memproduksi tahu. “Hari ini kami tidak menjual tahu, biasanya pagi-pagi kami sudah disibukan para pembeli tahu yang mau membuat gorengan. Tapi hari ini kami sedikit lebih santai karena tidak ada pasokan tahu dari produsen,” katanya.
Menurutnya, tahu yang biasanya mereka jual Rp2.000/lima potong. Tapi akibat kenaikan harga kedelai dan produsen tahu juga menjual kepada mereka. Mereka terpaksa menjual juga dengan harga tidak seperti biasa. “Kalau dulu bisa kami berikan lima potong tahu Rp 2.000 tapi sekarang tidak dapat kami beri lagi. Sekarang terpaksa kami jual Rp500 per potong,” sebutnya. (ni)