BPS: Pembelian Perhiasan Emas Picu Inflasi
BPS memprediksi tingkat inflasi berada di atas 8 persen hingga akhir tahun. Namun, laju inflasi diprediksi
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adiatmaputra Fajar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi tingkat inflasi berada di atas 8 persen hingga akhir tahun. Namun, laju inflasi diprediksi tidak melampaui angka 9 persen. BPS menilai pada bulan Agustus ini, angka inflasi bisa di bawah dua persen.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo menilai faktor utama kenaikan inflasi karena pembelian emas. Dalam hal ini, kaum wanita yang membeli perhiasan emas pada saat harga emas sedang mahal.
"Kenaikkan (inflasi) kita dipengaruhi oleh emas perhiasan yang (harganya) naik lagi. Cewek-cewek beli emas, ya agak rugi lah harusnya kemarin-kemarin," ujar Sasmito Hadi, Kamis (29/8/2013).
Selain harga emas, kenaikan harga pangan juga menjadi pemicu kenaikan inflasi pada bulan Agustus. Meski harga daging sapi sudah turun, kini harga tahu tempe meningkat. Kenaikan harga kedelai, kata Sasmito dipicu kurangnya pasokan serta depresiasi rupiah yang berujung beratnya impor.
"Kenaikkan harga sapi turun terus, pengaruhnya mengecil. Sekarang muncul tempe. Pencet sana muncul sini," jelas Sasmito.
Sasmito menambahkan selain harga kedelai, semua harga pangan masih stabil. Dalam hal ini harga ikan, cabai, dan beras meski naik namun masih relatif normal.
"Harga ikan masih relatif. Cabai terkendali. Beras naik sedikit, kebutuhan lebaran masih tinggi. (Inflasi) Agustus di bawah 2 persen," jelas Sasmito.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.