Mencampur Biodiesel dan Solar Semakin Populer
Wamen ESDM, Susilo Siswoutomo menjelaskan produksi dan pemanfaatan biodiesel menunjukkan peningkatan setiap tahunnya.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Susilo Siswoutomo menjelaskan produksi dan pemanfaatan biodiesel menunjukkan peningkatan setiap tahunnya.
Apalagi setelah pemerintah mulai meningkatkan volume pencampuran biodiesel pada minyak solar menjadi 7,5 persen pada awal 2012 dari sebelumnya hanya 5 persen.
Namun jika dilihat dari kapasitas terpasang industri biodiesel nasional yang mencapai 5,6 juta kiloliter (KL)/tahun, pemanfaatan biodiesel di dalam negeri masih sangat kecil dan memiliki peluang untuk dioptimalkan.
"Untuk pemanfaatan bioethanol, sejak 2010 tidak dapat direalisasikan karena faktor Harga Indeks Pasar (HIP) bioethanol belum cukup menarik bagi produsen bioethanol," ujar Susilo, Selasa (3/9/2013).
Pemerintah dengan persetujuan DPR, juga telah menyediakan alokasi subsidi untuk pemanfaatan biodiesel di sektor transportasi PSO sebesar Rp 3.000 per liter dan bioethanol Rp 3.500 per liter pada APBN-P 2013 dan RAPBN 2014
"Pada sisi teknis, peningkatan pencampuran 10 persen biodiesel dalam minyak solar dapat langsung dilaksanakan karena telah memenuhi standar spesifikasi BBM jenis solar," ungkap Susilo.
Saat ini, kapasitas terpasang biodiesel telah mencapai 5,6 juta KL/tahun dari 25 produsen biodiesel yang telah memiliki izin usaha niaga BBN. Sebesar 4,5 juta KL/tahun di antaranya telah siap berproduksi.
Sementara itu, kapasitas produksi bioetanol tercatat sebesar 416 ribu KL/tahun dari 8 produsen bioetanol yang telah memiliki izin usaha niaga BBN, dan yang siap berproduksi mencapai 200 ribu KL/tahun.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.