Pendapatan Industri Asuransi Jiwa Mencapai Rp 71,83 T
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia mencatat pertumbuhan pendapatan industri yang terus menanjak
Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatatkan pertumbuhan pendapatan industri yang terus menanjak hingga semester 1 2013.
Hendrisman Rahim, Ketua Umum AAJI menuturkan hingga Semester 1 2013, tercatat pendapatan industri asuransi jiwa menaik 22,85 persen ketimbang semester satu tahun sebelumnya hingga mencapai Rp 71,83 triliun.
Kenaikan pendapatan diiring dengan kenaikan premi baru dan premi lanjutan pada semester satu tahun ini.
"Premi baru menaik 14,48 persen dan premi lanjutan menaik 31,25 persen dengan capaian masing-masing sebesar Rp 37 triliun dan Rp 20,1 triliun kenaikan ini menandakan masih dibutuhkannya investasi masyarakat di asuransi jiwa," tuturnya di Jakarta, Jumat (27/9/2013).
Hendrisman menuturkan ditengah penurunan pertumbuhan ekonomi global kesadaran masyarakat dalam industri asuransi jiwa masih tinggi.
Hal ini tampak dari kenaikan jumlah tertanggung yang menaik 54,55 persen dari 56 juta jiwa pada semester 1 2012 menjadi 87 juta jiwa pada semester 1 2013.
Kenaikan tertanggung tidak bisa dilepaskan dari jumlah tenaga pemasar yang menaik 29,86 persen dari semester 1 tahun sebelumnya.
"Jumlah tenaga pemasar menaik dari 263 ribu menjadi 342 ribu, kenaikan ini karena pertumbuhan kelas menengah di negara kita, sehingga kebutuhan akan industri asuransi jiwa masih tinggi," katanya.
Kenaikan juga dialami dengan aset dan total premi secara keseluruhan. Aset menaik 37,65 persen dengan mencapai Rp 281 triliun dari semester satu tahun sebelumnya yang mencapai Rp 204 triliun.
Sedangkan total premi industri asuransi jiwa menaik 14,48 persen dari Rp 50 triliun pada semester 1 2012 ke angka Rp 57 triliun hingga semester 1 2013.