Masyarakat Cenderung Beli Mobil Second Ketimbang LCGC
Menurut Herman, ketika membeli mobil, masyarakat biasanya memerhatikan sejumlah faktor seperti suku cadang dan keamanan.
Penulis: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, NUSA DUA - Herman Darnel, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) mengatakan, program mobil murah dan ramah lingkungan (Low Cost Green Car/LCGC) tidak akan sukses di pasar otomotif Indonesia.
Menurut Herman, ketika membeli mobil, masyarakat biasanya memerhatikan sejumlah faktor seperti suku cadang dan keamanan.
Jika dibandingkan dengan Rp 80 juta hingga Rp 100 juta untuk membeli mobil murah, kemungkinan masyarakat bakal memilih membeli mobil second.
"Mungkin masyarakat yang punya dana sedikit yang bakal membeli mobil murah, tapi selebihnya tidak akan membelinya," ujarnya, Rabu (2/10/2013).
Herman menilai, kehadiran LCGC tidak akan terlalu berpengaruh pada penjualan mobil second. Ketika seseorang membeli mobil, tuturnya, pasti terdorong karena dia belum punya, dan bukan karena ada LCGC.
"Jadi, keinginan orang beli mobil sebenarnya tidak dipengaruhi kehadiran LCGC," jelasnya.
Gunakan Premium
Herman menambahkan, konsumsi BBM bersubsidi juga bisa jebol dengan adanya LCGC. Kendati sudah ditetapkan menggunakan pertamax, bisa saja pemilik mengonsumsi premium.
"Dengan sistem yang ada sekarang masih sulit dikontrol. Tapi, sebenarnya itu hanya kesadaran orang. Makanya konsumsi BBM bersubsidi masih sulit dikendalikan dengan sistem yang ada sekarang," tuturnya. (*)