Pemerintah Tawar Inalum Rp 6,1 Triliun
Pemerintah Indonesia tidak main-main untuk mengakuisisi kembali PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) ke Tanah Air.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia tidak main-main untuk mengakuisisi kembali PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) ke Tanah Air.
Untuk memuluskan rencana tersebut, pemerintah menawarkan harga 558 juta dollar AS atau sekitar Rp 6,14 triliun (kurs Rp 11.000 per dollar AS) kepada Nippon Asahan Aluminium (NAA).
"Bukan kurang lebih, tapi di bawah 558 juta dolar AS. Jadi di bawah, tidak lebih," ujar Menteri Perindustrian MS Hidayat, Senin (22/10/2013) malam.
MS Hidayat menjelaskan, anggaran tersebut adalah tawaran terakhir yang diberikan Pemerintah Indonesia kepada Jepang. Anggaran tersebut telah disepakati Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan (BPKP) dan Kementerian Keuangan.
Jika Jepang tidak sepakat dengan tawaran Pemerintah Indonesia dalam membeli Inalum, maka pemerintah akan mengadu ke DPR. Pasalnya Inalum akan dijadikan perusahaan BUMN yang bergerak mengelola aluminium dalam negeri.
"Kalau dengan angka itu tidak ada arbitrase. Kami mau melapor ke DPR besok (hari ini). Sekarang sudah dimulai oleh tim perunding kita," jelas MS Hidayat.
Selama ini, proses pengambilalihan Inalum masih terkendala perbedaan nilai valuasi antara Pemerintah Indonesia yang mengajukan nilai buku senilai 424 juta dolar AS, sementara pihak Jepang mematok 626 juta dolar AS.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.