Ini Alasan KCJ Gemar Beli Kereta Bekas Jepang
PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ) kerap membeli armada bekas pakai dari negeri Sakura, Jepang.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ) kerap membeli armada bekas pakai dari negeri Sakura, Jepang. Lalu apa yang menjadi pertimbangan perseroan membeli kereta bekas dari Jepang?
"Kami membeli kereta dari Jepang karena lebar relnya sama dengan kita. Di Jepang lebar relnya 1.067 mm sama dengan Indonesia, dan di Eropa lebar relnya 1.400 mm," kata Tri Handoyo, Direktur Utama PT KCJ, Senin (4/11/2013).
Tri menuturkan, sebenarnya tak hanya Jepang yang lebar relnya sama dengan Indonesia. Di Afrika, lebarnya juga sama dengan Indonesia, namun Afrika juga kekurangan pasokan armada kereta api.
Menurutnya, tak hanya Jepang yang lebar relnya sama dengan Indonesia. "New Zealand juga sama, tetapi kita lebih sering pakai bekas Jepang," ucapnya.
Tri menjelaskan, tahun depan KCJ juga akan menambah armada yang berasal dari Jepang. Sebanyak 160 unit KRL yang akan masuk ke Indonesia. Menurutnya, Jepang telah mengofirmasi akan sediakan 160 unit KRL tahun depan. "Hingga kini PT KCJ telah memiliki 338 unit," tuturnya.
Dari data yang dihimpun Tribunnews.com, pada 2009 PT KCJ telah memiliki delapan unit KRL Tokyo Metro seri 8.500, 2010 ada 110 unit KRL Tokyo Metro seri 7.000 yang didatangkan.
Sedangkan pada 2011, PT KCJ datangkan 100 unit KRL JR seri 203 dan Tokyo Metro Seri 6.000, 05 dan pada 2012 datang 90 unit KRL JR seri 203.