Pasokan Biodiesel untuk Wilayah Timur Minim
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengaku kekurangan pasokan biodiesel untuk wilayah Indonesia timur
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengaku kekurangan pasokan biodiesel untuk wilayah Indonesia timur. Akibatnya, daya listrik yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang dimilik PT PLN berkurang.
Afrizal, Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan, Ditjen Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menjelaskan alasan kurangnya pasokan biodiesel di Indonesia bagian Timur, karena aksesnya yang sulit.
"Biodiesel dan Bahan Bakar Nabati (BBN) tidak mudah disediakan pada semua lokasi pembangkit wilayah timur Indonesia," ujar Afrizal, Rabu (13/11/2013).
Dengan program pemerintah untuk menggunakan campuran biodiesel sebesar 20 persen khusus pembangkit PLN, produksi biodiesel di Indonesia akan lebih banyak digunakan di dalam negeri dibanding ekspor. Namun jika distribusi belum lancar, PLN akan tetap menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Potensi untuk penyerapan biodiesel seharusnya dapat dimanfaatkan dengan baik," ungkap Afrizal.
Afrizal mengatakan pembangkit listrik di wilayah timur Indonesia masih memanfaatkan BBM jenis solar bagi PLTD milik PLN. "Pembangkit PLN di wilayah timur masih banyak pakai BBM. Contohnya saja di Papua, Maluku, NTB, dan NTT," papar Afrizal.
Afrizal juga mengakui, biodiesel bagi PLTD memiliki pengaruh yang negatif bagi pemeliharan mesin. Menurut dia, pemakaian biodiesel sebesar 20 persen membuat jangka waktu pemeliharaan mesin jauh lebih pendek.
"Pada akhirnya beban biaya pemeliharaan mesin meningkat cukup signifikan," jelas Afrizal.