Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kenapa Daging Sapi Masih Mahal?

Harga daging sapi di tingkat konsumen masih tinggi di kisaran Rp 95.000 – Rp 100.000 per kilogram.

Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Kenapa Daging Sapi Masih Mahal?
Sriwijaya Post/Evan Hendra
Salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Martapura menunggu pembeli. 

Tribunnews.com, Jakarta – Harga daging sapi di tingkat konsumen masih tinggi di kisaran Rp 95.000 – Rp 100.000 per kilogram. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi mengatakan, kondisi tersebut disebabkan sejumlah sapi yang didatangkan dari Australia masih tertahan di Balai Karantina di Kementerian Pertanian.

“Kita kan minta yang di karantina yang menahan di kandang 14 hari, itu kita harapkan bisa dikeluarkan, untuk dipotong segera,” ungkap Bachrul ditemui di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (15/11/2013).

Bachrul mengatakan, sesuai jadwal pengiriman, sapi-sapi di datangkan dari negara asal selama 14 hari. Kemudian dicek di Balai Karantina antara 3-4 hari, dan paling lama satu minggu.

Selain masih tertahan di Balai Karantina, sejumlah sapi juga diduga tertahan di kandang importir, sehingga belum bisa dieksekusi di rumah pemotongan hewan (RPH).

Asal tahu saja, sampai akhir tahun Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan izin importasi sapi sebanyak 75 ribu ekor. Sampai November ini realisasinya sebanyak 36 ribu ekor. Dari sebanyak 36 ribu ekor tersebut, baru 6.600 ekor yang dipotong dan digelontorkan ke pasar.

Kekurangan inilah yang kata Bachrul menyebabkan harga daging sapi masih tinggi sampai tingkat konsumen. “Kemarin kita juga sudah rapat dengan yang besar-besar (importir), kita juga minta bantuan mereka untuk memantau RPH,” ujar Bachrul.

Lebih lanjut, ia menegaskan importir tidak boleh angkat tangan untuk menstabilisasi harga. Demikian juga dengan komitmen importir yang ingin membantu pemerintah “Ada exercise control (pengawasan ketat) oleh importir agar RPH mengambil keuntungan yang wajar,” kata dia.

Berita Rekomendasi
Tags:
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas