Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tidak Laku, 7 Proyek Senilai 2,47 Miliar Dollar AS

Sudah jadi langganan pembangunan proyek infrastruktur pemerintah jauh dari harapan.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Tidak Laku, 7 Proyek Senilai 2,47 Miliar Dollar AS
TRIBUN BATAM/ARGIANTO DA NUGROHO
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sudah jadi langganan pembangunan proyek infrastruktur pemerintah jauh dari harapan. Buktinya, ada tujuh proyek prioritas yang masuk dalam buku Public Private Partnership (PPP) tahun 2012 yang tidak dilanjutkan lagi dalam buku PPP tahun 2013 karena tidak laku dan akhirnya berubah haluan.

Ketujuh proyek tersebut terdiri dari dua proyek pembangkit listrik dan lima proyek air minum. Proyek listriknya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jambi 2x400 megawatt di Jambi senilai  1,04 miliar dollar AS, Pembangkit Listrik Batang Toru 510 megawatt di Sumatera Utara senilai 1,2 miliar dollar.

Lima proyek air minumnya adalah Air Minum Jatiluhur di DKI Jakarta-Jawa Barat senilai 189 juta dollar, Air Minum Ungaran di Jawa Tengah senilai 10,22 juta dollar AS, Air Minum Palangkaraya di Kalimantan Tengah senilai 9 juta dollar, Air Minum Sampit di Kalimantan Tengah senilai 14 juta dollar, dan terakhir Air Minum Lombok Tengah di Nusa Tenggara Barat senilai 7 juta dollar.

Secara total jumlah proyek tersebut bernilai 2,47 miliar dollar. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengatakan proyek-proyek yang dikeluarkan dari PPP Book dikarenakan selama 2-3 tahun proyek tersebut tidak ada kelanjutan.

Direktur Pengembangan Kerja Sama Pemerintah Swasta Bappenas Bastary Pandji Indra mengatakan ketujuh proyek tersebut dikeluarkan dari tanggung jawab Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). "Pemerintah kabupaten ingin ditangani sendiri melalui pembiayaan pemerintah," ujar Bastary kemarin.

Bastary menjelaskan dua proyek pembangkit listrik yaitu PLTU Jambi dan Batang Toru berubah skema, dari PPP menjadi Independent Power Producer (IPP) di mana pembangkit listrik menjadi milik swasta di mana hasil produksinya dijual ke Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Sedang untuk lima proyek air minum itu berubah skema dari PPP menjadi business to business (btb) antara Badan Usaha Milik Swasta (BUMD) dan swasta atau antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta.

Berita Rekomendasi

Asal tahu, dalam PPP Book tahun 2013 terdapat 21 proyek prioritas senilai 47,34 miliar dollar. Di antara 27 proyek ini belum ada satupun proyek yang siap dilepas ke investor tahun ini karena masih butuh penjaminan, dukungan, dan penyiapan lahan. Sebelumnya, dalam PPP Book tahun 2012 terdapat 58 proyek senilai 51,2 miliar dollar. (Margareta Engge Kharismawati)

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas