Apersi: Permintaan Rumah Kelas Menengah Turun
Penurunan permintaan disebabkan oleh kebijakan Loan To Value (LTV) yang akan memberikan aturan uang muka (DP) sebesar
Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Arif Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi), Eddy Ganefo, mengatakan akan adanya penurunan permintaan rumah kelas menengah karena tingginya bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) non subsidi pada tahun ini.
"Rumah menengah akan menurun permintaannya (dengan luas bangunan diatas 70 meter), sedangkan rumah dibawahnya akan naik seiring dengan kebutuhan masyarakat," jelas Eddy di Jakarta, Senin (20/1/2014).
Penurunan permintaan disebabkan oleh kebijakan Loan To Value (LTV) yang akan memberikan aturan uang muka (DP) sebesar 30, 40 dan 50 persen untuk rumah pertama, kedua dan ketiga. Kebijakan ini akan menahan permintaan.
Ini ditambah dengan besaran suku bunga atau BI Rate sebesar 7,50 bps pada tahun lalu. Sehingga, suku bunga sebesar 10 hingga 12 persen untuk KPR non subsidi turut memberatkan konsumen.
"Suku bunga masih terlalu tinggi, kami perkirakan ada penurunan permintaan dari 30 hingga 35 persen menjadi 25 persen dari rumah golongan menengah, sedangkan permintaan KPR bersubsidi akan meningkat," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.