Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Sony akan PHK 5000 Karyawan
Sony akan memfokuskan pada smartphone dan bisnis tablet di era mobile sekarang ini
Editor: Yudie Thirzano
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.CM, TOKYO - Masih segar diingatan bangsa Indonesia ini, ketika tahun 2005 sebanyak 10.000 karyawan Sony Indonesia di PHK. Saat itu pabrik Sony hengkang ke negara lain.
Pimpinan Serikat Buruhnya pun sempat ke Tokyo untuk menuntut Sony ke pengadilan di Tokyo walaupun tidak jadi. Kini Sony mengumumkan lagi akan mem PHK 5000 karyawannya di dunia.
Dibandingkan perusahaan Jepang lain, Sony terbilang banyak mem-PHK karyawan. Laporan keuangannya di tahun 2002 nyata-nyata menyebutkan umumnya karyawan divisi elektronik dan musik yang paling banyak di PHK. Jumlah karyawan Sony per 31 Maret 2002 hanya menjadi 168.000 orang penurunan 13.700 orang dibandingkan tahun sebelumnya.
Tahun 2008 Sony juga mem PHK sekitar 16.000 karyawannya lagi. Lalu tahun 2012 memPHK 10.000 karyawannya untuk ke-empat kalinya besar-besaran. Kemarin Kamis (6/2/2014) CEO Sony, Kazuo Hirai, mengumumkan akan mem PHK 5000 karyawan Sony dalam waktu dekat ini. Kelima kalinya PHK besar-besaran di Sony.
Mengapa bisa terjadi? Sony Corporation ternyata banyak mengalami kerugian. Memang benar net profit ditingkatkan targetnya, di revisi dari semula 30 miliar yen kini menjadi 110 miliar yen. Tapi bisnis komputer dan TV nya merosot terus. Bahkan Sony akan menjual bisnis komputernya ke Japan Industrial Partners Inc. Demikian pula bisnis TV akan dipecah-pecah mulai Juli nanti.
"Sebagai CEO Sony saya punya tugas untuk mengubah dan merekonstruksi Sony terutama bisnis elektroniknya agar meningkat lagi dan mengembangkan bidang finansial serta bidang entertainment sehingga seluruh bisnis Sony berkembang baik kembali," papar Hirai di kantor pusat Sony kemarin.
Pada 2003, Tribunnews bertemu mantan CEO Sony Corp., Nobuyuki Idei saat jumpa pers. Tribunnews.com pernah mengusulkan agar Sony fokus saja kepada bisnis elektroniknya dan tidak menyebar ke bidang lain seperti property, film dan sebagainya, "Diversifikasi usaha tak apa-apa, kalau ada kesempatan bisnis baik, bukankah bagus?" jawabnya saat itu kepada Tribunnews.
Gara-gara Sony harus mem PHK 5000 karyawannya mendatang, maka neraca perusahaan ketambahan beban biaya sedikitnya 20 miliar yen untuk membayar uang PHK tersebut. Beban biaya tambahan juga untuk bisnis baterai nya untuk asset jangka panjangnya, harus mencatatkan 32,1 miliar yen kerugian.
Selain itu Sony juga mengakui bisnis mobile (ponsel), home entertainment dan bidang device juga mengalami bisnis kurang baik.
Bisnis elektroniknya rugi 170 miliar yen tahun fiskal 2011 (per 31 Maret 2012) dan kerugian 134 miliar yen per 31 Maret 2013.
Banyaknya kerugian Sony diakui Hirai, "Kita berusaha memperbaiki bisnis komputer dan TV tapi sayang sekali kurang berhasil mencapai keuntungan (Red.: Masih rugi) tahun fiskal ini," paparnya.
Bisnis TV Sony memang merugi terus-menerus selama 10 tahun terakhir ini. Sony akan memfokuskan pada smartphone dan bisnis tablet di era mobile sekarang ini.
Japan Industrial Partners akan mengambil alih Vaio serta kira-kira 300 karyawan Sony akan direkrut ke sana.
Sony menjual 7,6 juta komputer tahun lalu dan tahun ini diperkirakan tahun lalu bisa menjual 7,5 juta komputer. Tapi ternyata prediksi itu diturunkan menjadi 5,8 juta komputer.
Menurut MM Research Institute, pasar Sony di Jepang bidang komputer hanya di peringkat ke enam terbesar. Di Pasar dunia Sony hanya menguasai 1,9% pasar dunia komputer per September 2013.