Subsidi BBM Bisa Dialihkan untuk Pembangunan Infrastruktur
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2014, total anggaran untuk subsidi energi adalah sebesar Rp 282 triliun
Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2014, total anggaran untuk subsidi energi adalah sebesar Rp 282 triliun dengan alokasi subsidi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar Rp 210,7 triliun dan subsidi listrik sebesar Rp 71,4 triliun.
Ketua Umum Partai Gerindra, Suhardi, mengatakan bahwa subsidi energi terutama BBM sangatlah membebani keuangan negara. Menurutnya besarnya anggaran untuk subsidi BBM sangat timpang dengan anggaran untuk sektor lainnya.
"Pada kenyataannya saat ini banyak infrastruktur yang rusak dan perlu diperbaiki. Seharusnya alokasi anggaran untuk subsidi BBM bisa dialihkan sebagian untuk pembangunan infrastruktur yang rusak, membangun jalan baru, dan menambah armada angkutan umum bagi masyarakat," kata Suhardi, Jumat (28/2/2014).
Suhardi menuturkan bahwa subsidi BBM dapat dikurangi dengan mengembangkan sumber energi alternatif. Ia berpendapat dalam jangka waktu beberapa tahun, cadangan minyak di Indonesia akan habis. Padahal kebutuhan BBM dalam negeri sangatlah tinggi sehingga negara harus mengimpor dari luar negeri untuk menutup kekurangan.
"Langkah yang konkrit untuk mengatasi masalah ini adalah pengembangan energi alternatif. Penggunaan BBM untuk sumber energi listrik dapat dialihkan dengan pengembangan sumber energi seperti panas bumi dan air," paparnya.
"Untuk kendaraan bermotor, BBM bisa dialihkan dengan penggunaan bahan bakar nabati bioethanol yang berasal dari tumbuhan. Dengan demikian subsidi BBM dapat dikurangi dan dialihkan pada sektor-sektor lainnya yang lebih membutuhkan," ucapnya.