Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Subsidi BBM Rp 300 Triliun Beratkan APBN

Kebutuhan energi sangat krusial untuk memelihara stabilitas makroekonomi. Kalau tidak ada kebijakan untuk menanggulangnya,kita akan jadi net importer

Editor: Sugiyarto
zoom-in Subsidi BBM Rp 300 Triliun Beratkan APBN
facebooker
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Destry Damayanti mengatakan, di masa mendatang sektor industri dan transportasi akan menjadi konsumen energi terbesar. Permintaan akan pasokan energi pun otomatis ikut meningkat.

"Kebutuhan energi sangat krusial untuk memelihara stabilitas makroekonomi. Kalau tidak ada kebijakan untuk menanggulangi masalah energi, kita akan jadi net importer," kata Destry di Jakarta, Jumat (21/3/2014).

Destry mengatakan, saat ini defisit neraca perdagangan dari sisi migas terbilang besar, bahkan besaran defisit pada tahun 2013 lebih besar dibandingkan defisit tahun 2012. Padahal sebelumnya, neraca perdagangan sektor migas selalu surplus.

"Ini yang menyebabkan defisit transaksi berjalan dan ketidakstabilan makroekonomi. Dengan demikian, anggaran belanja pemerintah pun juga ikut naik karena kebutuhan energi, khususnya minyak yang masih sangat besar," ujar dia.

Lebih lanjut, Destry berpendapat subsidi BBM sebesar Rp 300 triliun sangat berat untuk APBN. Ia membandingkan persentase APBN untuk infrastruktur hanya 13 persen, sementara untuk subsidi BBM sebesar 18 persen.  "Ini kan tidak efisien secara ekonomi," kata dia.

Neraca perdagangan Indonesia pada bulan Januari 2014 mencatat defisit sebesar 0,43 miliar dollar AS disebabkan defisit sektor migas yang besar. Defisit nilai perdagangan Indonesia lebih disebabkan besarnya defisit sektor migas, yaitu 1,06 miliar dollar AS.

Berita Rekomendasi
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas