Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Habibie Kembali Rekayasa Pesawat

Salah satunya adalah curahan hati saat PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang selanjutnya berganti jadi PT DI

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Habibie Kembali Rekayasa Pesawat
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Mantan Presiden, BJ.Habibie mendengarkan pemaparan visi dan misi peserta uji publik capres 2014 yang diikuti oleh Ketua DPD yang juga peserta konvensi capres Partai Demokrat, Irman Gusman, Anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang juga peserta konvensi capres Partai Demokrat, Ali Masykur Musa, mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat yang juga peserta konvensi capres Partai Demokrat, Dino Patti Djalal, mantan Menteri Perdagangan yang juga peserta konvensi capres Partai Demokrat, Gita Wirjawan, akademisi yang juga peserta konvensi capres Partai Demokrat, Anies Baswedan menjadi nara sumber pada acara uji publik Capres 2014 di Jakarta Pusat, Rabu (26/3/2014). Acara yang diadakan The Habibie Center bekerjasama dengan Hanns Seidel Foundation ini bertemakan mencari pemimpin muda berkualitas pada Pemilu mendatang. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Presiden Republik Indonesia ke-III Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang akrab disapa BJ Habibie meluncurkan buku barunya yang berjudul ‘Tak Boleh Lelah dan Kalah’.

Peluncuran buku tersebut dilakukan di Gedung Bank Indonesia, Thamrin, Jakarta. Dalam sambutannya, BJ Habibie menyebutkan bahwa buku berjudul ‘Tak Boleh Lelah dan Kalah’ mengacu pada pengalaman hidupnya.

Salah satunya adalah curahan hati saat PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang selanjutnya berganti nama menjadi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) harus ditutup pada tahun 2002.

Meski begitu, BJ Habibie menekankan, bahwa dirinya akan melanjutkan keberlangsungan PTDI, yang telah mendapatkan momen kebangkitan pada awal 2012 lalu.

"PTDI akan saya lanjutkan dengan produksi pesawat yang lebih canggih dari N250. Saya dengan tim sedang merekayasa sebuah pesawat bernama R80 yang dalam satu tahun lagi akan kami persiapkan, supaya bisa mengudara pada 2017," ujar Habibie di Gedung BI, Jakarta, Selasa (1/4/2014).

Pesawat R80 ini memiliki makna R dari kata Regional dan 80 adalah jumlah penumpang pesawat tersebut. Kelebihan pesawat dengan teknologi anyar ini adalah memiliki baling-baling yang dapat menentukan antara angin yang dingin dan angin panas yang berasal dari engine atau mesin.

Gunanya, adalah terjadi campuran angin dingin dan angin panas, sehingga bisa mendapatkan kecepatan yang lebih tinggi. Campuran angin dingin dan angin panas itu disebut bypass ratio. Dimana, semakin tinggi bypass ratio yang dimiliki maka akan menggunakan energi bahan bakar yang semakin irit.

Berita Rekomendasi

"Airbus atau Boeing punya bypass ratio 12, semakin sedikit bypass ratio maka makin sedikit tingkat efisiensi bahan bakarnya. R80 memiliki bypass ratio 40, sasarannya kurang lebih 30% konsumsi bahan bakarnya lebih irit, lebih efisien," jelas Habibie.

Produksi pesawat terbang R80 akan dilakukan oleh PT Dirgantara Indonesia. Produksi proyek pesawat ini diharapkan akan mampu mendongkrak nasionalisme rakyat Indonesia, berjalan lancar.

"Saat ini saya sedang mempersiapkan ini bisa terbang tahun 2017. Yang bikin nanti Dirgantara Indonesia," kata Habibie. (Dea Chadiza Syafina)

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas