Persaingan Bank Syariah Soal Dana Nasabah Kian Ketat
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menengarai pertumbuhan perbankan syariah sedikit melambat pada tahun 2013 lalu.
Editor: Ade Mayasanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menengarai pertumbuhan perbankan syariah sedikit melambat pada tahun 2013 lalu. Hal ini terjadi lantaran banyak perbankan syariah yang menghadapi ketatnya persaingan perebutan dana pihak ketiga (DPK) tahun lalu.
"Perkembangan bisnis perbankan syariah tahun lalu sedikit rendah. Pertumbuhan aset mencapai 24,2 persen, atau 20 hingga 21 miliar dollar AS pada tahun 2013," kata Kepala Pengawasan Perbankan Syariah OJK Edy Setiadi pada diskusi bertajuk "Promoting an Islamic Economy in Indonesia as a Nation," Selasa (15/4/2014).
Pertumbuhan bisnis perbankan syariah tersebut, diakui Edy, seharusnya lebih tinggi, karena angka pertumbuhan aset yang hanya 24,2 persen sangatlah rendah. Berdasarkan evaluasi OJK, terdapat beberapa faktor rendahnya perkembangan pertumbuhan perbankan syariah.
"Pertama, ada kompetisi pemerolehan dana pihak ketiga, khususnya bank konvensional itu sangat ketat. Ini juga karena faktor kondisi makroekonomi. Selain itu pada kuartal III 2013 tingkat suku bunga mulai naik," ujar Edy.
Kondisi makroekonomi yang kurang stabil, misalnya gejolak inflasi, tentu saja berpengaruh terhadap kinerja perbankan syariah khususnya penyaluran kredit. Non performing fund (NPF) alias rasio dana macet perbankan syariah dinilai cukup tinggi, yakni sekitar 3 persen pada tahun 2013.
"Inflasi itu mengganggu (penyaluran) kredit, NPF tahun 2013 3 persen, sementara rasio kredit macet perbankan konvensional hanya 1,6 persen," jelas Edy.
Untuk tahun 2014 ini, Edy mengungkapkan regulator memprediksi pertumbuhan aset perbankan syariah dapat menembus kisaran 60 hingga 70 persen. Untuk mendukung pertumbuhan tersebut, OJK akan menerbitkan beberapa aturan untuk mendorong pertumbuhan pasar.
"Kompetisi kami akui berat, dan akan lebih berat pada tahun 2015 karena ada Masyarakat Ekonomi ASEAN. Permintaan pasar juga menuntut perbankan syariah lebih kompetitif untuk dapat mempertahankan pertumbuhan," papar Edy.