Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

KNPK: Propaganda Antitembakau Cuma Sampah

KNPK menilai propaganda antitembakau oleh kelompok antitembakau di Indonesia tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Editor: Sanusi
zoom-in KNPK: Propaganda Antitembakau Cuma Sampah
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Pekerja mengiris dan mengemas tembakau siap pakai di pabrik tembakau iris Padud Jaya di Lingkungan Jelat, Kelurahan Pataruman, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat, Selasa (27/8/2013). Tembakau yang berasal dari Lombok, Madura, Sumedang, Garut dan tempat lainnya tersebut dikemas di pabrik ini mulai dari kemasan 25 gram hingga 100 gram dengan harga jual mulai Rp 1.500 - Rp 10.000 per bungkus. Pabrik yang dikelola sudah tiga generasi sejak 1960-an itu memasarkan produknya ke sejumlah kota di pulau Jawa dan luar Jawa dengan rata-rata produksi 50 ton per bulan. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koalisi Nasional Penyelamatan Kretek (KNPK) menilai propaganda antitembakau oleh kelompok antitembakau di Indonesia tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Menurut KNPK, perang terhadap tembakau telah berkembang menjadi “monster kebohongan dan kerakusan”.

“Ilmu pengetahuan sampah (junk science) telah menggantikan ilmu pengetahuan yang jujur (honest science). Propaganda tampil sebagai fakta-fakta. Yang jadi korban pertama dalam perang melawan tembakau adalah kebenaran,” kata peneliti KNPK, Zulvan Kurniawan, Senin (21/4/2014).

Zulvan mengatakan, pernyataan organisasi kesehatan dunia WHO tidak lain daripada propaganda yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Data, angka, statistik, estimasi, tidak lebih dari kebohongan. Dirinya menganggap, propaganda anti merokok tidak berdasarkan kebenaran, tidak bertanggungjawab dan liar. Menurutnya, tembakau bukan penyebab dari risiko segala macam penyakit sebagaimana disebutkan WHO selama ini.

Zulvan mendasarkan pada beberapa hasil riset, diantaranya seperti yang dimuat dalam British Journal of Cancer (2002) yang membuktikan, tidak adanya hubungan antara merokok dengan risiko kanker payudara. Hasil kajian lain yang dikenal dengan sebutan Roll Royce of Studies menjelaskan, tidak adanya hubungan antara merokok dengan sakit jantung seperti dimuat dalam Journal of Critical Epidemology 42, No 8, 1989.

Studi lain seperti tertuang dalam artikel Study Casts Doubt on Heart ‘Risk Factors’. Dalam studi tersebut diungkapkan, studi cardiologi paling besar yang pernah dilakukan telah gagal menemukan hubungan antara serangan jantung dengan faktor-faktor risiko klasik, seperti merokok dan tingkat kolesterol yang tinggi.

“Hasil studi tersebut justru menguak, kegelisahan, kemiskinan, perubahan ekonomi, dan sosial mempunyai hubungan dengan penyakit jantung. Fakta yang terungkap bahwa seseorang yang berhenti merokok namun kehilangan rumah tempat tinggal secara umum berada pada risiko terkena penyakit jantung karena faktor stres,” ujar Zulvan.

Berita Rekomendasi

KNPK meragukan propaganda anti merokok untuk kepentingan kesehatan masyarakat. "Apakah kita rela mengorbankan para petani tembakau, industri nasional kretek yang menyerap banyak tenaga kerja, dan jelas-jelas berkontribusi bagi pembangunan dan kemajuan bangsa ini."

“Kita tentu akan mendukung kampanye anti merokok dan kebijakan kesehatan publik jika didasarkan pada kebenaran dan kejujuran. Jika mengorbankan kebenaran dan di atas kebohongan argumentasi demi kepentingan tertentu, jelas tidak kita dukung,” kata Zulvan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas