Lahan Teh Menyusut 3.000 Hektar
Permintaan untuk ekspor tinggi, namun Indonesia hanya mampu memenuhi 30 hingga 40 persen saja
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Setiap tahun, lahan perkebunan teh menyusut luasannya sekitar 3.000 hektar lebih. Permintaan untuk ekspor tinggi, namun Indonesia hanya mampu memenuhi 30 hingga 40 persen saja. Hal ini dikemukakan oleh Direktur Jenderal Perkebunan dari Kementerian Pertanian RI, Gamal Nasir.
"Banyak hal penyebabnya. Banyak lahan perkebunan teh yang alih fungsi lahan ke komoditas lain. Kendala lain, tanaman teh juga sudah banyak yang mulai tua," ujar Gamal saat ditemui di Pertemuan Pengembangan Teh Tahun 2014 di Hotel Horison, Kamis (24/4/2014).
Gamal mengatakan potensi teh di Jawa Barat cukup tinggi, sehingga pemerintah menganggarkan Rp 50 miliar untuk intensifikasi dan rehabilitasi lahan perkebunan teh. "Dari 3.200 hektar, dibagi intensifikasi untuk 1.700 hektar dan rehabilitasi 1.500 hektar," katanya.
Bentuk intensifikasi, berupa bantuan pupuk NPK, pupuk organik, agens pengendali hayati dan alat pertanian. Sedangkan untuk rehabilitasi, yakni bantuan bibit, pupuk NPK, pupuk organik, herbisida, agens pengendali hayati dan alat pertanian.
Upaya intensifikasi dan rehabilitasi ini dilakukan di 7 kabupaten, yakni Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Cianjur, Sukabumi, Garut, Majelengka dan Purwakarta.
"Target kami meningkatkan produktifitas dan mutu. Kami juga meminta stakeholder lain untuk ikut membimbing petani teh," ujar Gamal. Kerjasama pun dilakukan Kementerian Pertanian dengan Provinsi Jawa Barat dan Dewan Teh Indonesia.
Gamal mengatakan, ekspor teh Indonesia terakhir kali sekitar 80 ribu ton dengan total nilai 156 juta dolar AS. Ini dengan harga teh dunia 2 dolar AS per kilogram.
"Permintaan untuk ekspor memang banyak. Tapi saya kira kita belum bisa memenuhi semua permintaan ekspor, kualitas teh kita belum siap. Saat ini baru 30-40 persen saja permintaan yang terpenuhi," tutur Gamal.
Dalam acara yang sama, hadir pula Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. Ia mengungkapkan, potensi teh di Jawa Barat memang luar biasa, namun saat ini tengah melambat produksinya.
"Perkebunan teh di Jabar sangat besar, mewakili Indonesia sebanyak 75 persen. Selain melakukan pengolahan dan pemasaran yang baik, kita harus bangun juga kebudayaan teh di masyarakat," tutur Aher. (feb)