Penjualan BBM Bersubsidi Dibatasi, Kuota Tetap Jebol
Jero Wacik mengaku meski penjualan BBM bersubsidi telah dibatasi, namun kuota BBM yang telah dijatahkan sebesar 46,3 juta kiloliter tetap akan jebol.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengaku meski penjualan BBM bersubsidi telah dibatasi, namun kuota BBM yang telah dijatahkan sebesar 46,3 juta kiloliter tetap akan jebol.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik menjelaskan meski jebol, namun tidak mempengaruhi konsumsi harian pengguna BBM bersubsidi. Karena kekurangannya hanya sedikit.
"Kurang-kurang 2 liter lah 5 liter lah, hitungan negara nggak bisa pas-pasan," ujar Menteri ESDM Jero Wacik
Jero menambahkan pihaknya bersama Pertamina dan Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas terus melakukan upaya dengan memantau konsumsi harian BBM bersubsidi. Namun Jero mengaku tidak bisa sempurna dalam pengawasan karena dibutuhkan kesadaran dari masyarakat.
"Bagaimana mengendalikan, tidak memuaskan 100 persen. Mayoritas kita kendalikan yang penting masyarakat jangan dibikin resah," papar Jero.
Sementara itu dari data Pertamina berdasarkan realisasi Juni sampai Juli prognosa jika tidak dilakukan apa-apa, kuota bisa jebol sampai 1,34 juta kiloliter. Dengan adanya pembatasan penjualan BBM bersubsidi akan menghemat kuota sebesar 1,34 juta kiloliter.
"Kalau nggak do nothing dari 46 juta tekor 1,34 juta kl, angka yang diperoleh penghematan itu," ungkap Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (persero) Hanung Budya.